Melihat Aktifitas Cinta Lingkungan di Sekolah |
|
|
|
Written by Administrator
|
Thursday, 29 May 2014 15:02 |
Buat Duta Cinta Lingkungan, Manfaatkan Sampah
Saat ini SMP Negeri 13 Palembang tengah berjuang meraih Adiwiyata Mandiri 2014. Keberadaan Duta Cinta Lingkungan (Ducil) di SMP Negeri 13 Palembang memberikan manfaat luar biasa untuk meraih penghargaan tersebut.
HETTY-PALEMBANG
PADA 2013 lalu SMP Negeri 13 Palembang telah berhasil mewujudkan impian dengan meraih tropi Adiwiyata Nasional. “Tugas para Ducil ini adalah mengambil sampah-sampah di setiap kelas yang sebelumnya telah dikoordinir ketua kelas masing-masing. Setelah itu, sampah-sampah tersebut dijual di bank sampah sekolah,” terang Kepala SMPN 13 Palembang, Heni Suryani SPd MM, melalui Ketua Adiwiyata, Hilda Zahri SPd MM. Sampah-sampah tersebut, sambung Hilda, dihargai Rp 1000/kilogramnya. Setiap akhir pekan atau setiap Sabtu para Ducil ini mulai bergerilya ke kelas-kelas untuk mengumpulkan sampah-sampah tersebut. Uang hasil penjualan sampah kelas di bank sampah sekolah, akan disimpan di kas kelas masing-masing. Uang tersebut dimanfaatkan untuk keperluan kelas tersebut. “Ada yang menarik disini, sejumlah anak bahkan ada yang membawa sampah plastik dan kertas koran dari rumah. Itu dikarenakan, setiap kelas kan berlomba-lomba untuk mengumpulkan sampah terbanyak. Dan itu bagi kami sah-sah saja dilakukan, artinya mereka ini sangat peduli dengan lingkungan. Paling tidak kami ingin menanamkan jiwa cinta lingkungan kepada anak-anak,” ungkap wanita berjilbab ini.
Dia menambahkan, ada sampah yang dijual ke pihak luar. Namun SMPN 13 Palembang juga memanfaatkan sampah-sampah bekas untuk dijadikan barang-barang berdaya guna. Seperti, sampah botol plastik air mineral dimanfaatkan untuk pembibitan tanaman atau hydrophonic di sekolah. Kemudian, kaleng bekas cat dimanfaatkan untuk membuat pot bunga, tong sampah yang sudah dicat hingga cantik dan beragam hasil karya lainnya. “Kita mengajak siswa untuk mengolah barang-barang bekas tersebut menjadi barang bermanfaat. Tujuan kita melibatkan siswa dalam mengolah barang-barang bekas yakni untuk melatih keterampilan anak-anak. Paling tidak ke depan, mereka tidak lagi membuang barang-barang bekas melainkan bisa dimanfaatkan kembali,” pungkasnya.(**)
|