A Rivai - Siapa bilang cabai hanya dibicarakan ibu-ibu ? Sebab cabai saat ini juga jadi pembicaraan para petinggi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel. Sebab si ’Pedas’ itu bulan lalu memiliki andil tertinggi deflasi (0,03 persen) yang terjadi di Kota Palembang. Kepala BPS Sumsel, Bachdi Ruswana menjelaskan, laju inflasi kumulatif 2014 sampai dengan Mei adalah 0,45 persen dan laju inflasi year on year (Mei2014 terhadap Mei 2013) adalah 5,11 persen. Komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi di Kota Palembang antara lain cabai merah, cabai rawit, cabai hijau, dan udang basah. ”Terjadinya penurunan harga dikarenakan over suplai. Karena sudah menjadi hukum ekonomi, jika stok yang tersedia banyak maka harga akan turun,” jelasnya di aula kantor BPS Sumsel, kemarin. Lebih lanjut dia menuturkan, perkembangan indeks harga di Sumsel diwaliki dua kota yakni Palembang dan Lubuklinggau. Di Lubuklinggau, pada Mei 2014 mengalami inflasi 0,37 persen. Laju inflasi kumulatif 2014 sampai Mei adalah 0,60 persen dan laju inflasi year on year (Mei 2014 terhadap Mei 2013) adalah 3,65 persen. ”Komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di Kota Lubuklinggau selama Mei antara lain daging ayam ras, nasi dengan lauk sate dan empek-empek,” bebernya. Tiga bulan lalu, kata dia, Kota Lubuklinggai mengalami deflasi selama tiga bulan bertutur-turut. Tapi untuk Mei ini mengalami inflasi. Lebih lanjut dia menuturkan, berdasarkan penghitungan inflasi pada Kota Palembang dan Lubulinggau, pada Mei 2014 Provinsi Sumsel mengalami inflasi sebesar 0,01 persen. ”Laju inflasi komulaitf sampai Mei 2014 sebesar 0,47 persen dan laju inflasi year on year (Mei 2014 terhadap 2013 ) adalah 4,96 persen,” tandasnya. (ati)
|