PALEMBANG - Sebanyak 27 siswa SMP/MTs/SMP Terbuka se-Sumsel dinyatakan tidak lulus Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2013-2014. Dari ke-27 siswa tersebut, Kota Palembang merupakan daerah dengan tingkat ketidaklulusan tertinggi, yakni mencapai 12 siswa. Tingkat kelulusan tersebut disusul Lahat dan OKU Timur (OKUT) dengan tiga siswanya
tidak lulus, kemudian Lubuklinggau, OKI, dan Muba masing-masing dua orang, serta Pagaralam, Muara Enim, dan Empat Lawang, masing-masing satu orang. Ketua Panitia UN Sumsel, Bonny Syafrian mengatakan, jika melihat dari prosentase kelulusan siswa SMP sederajat tahun ini terjadi peningkatan dari tahun lalu. Dimana tahun ini tingkat kelulusan mencapai 99,97 persen, sedangkan tahun lalu hanya 99,94 persen. “Tahun lalu ada 50 siswa SMP sederajat tidak lulus, tahun ini hanya 27 siswa. Untuk daerah tertinggi siswanya yang tidak lulus adalah Palembang,” ungkap Bonny kepada wartawan diruang kerjanya, Jumat (13/6).Untuk nilai UN SMP tertinggi diraih Andifa Rizki Asshidiqqie (SMP Kusuma Bangsa Palembang) dengan nilai 38.10, untuk MTs diraih Lukluk Martiana (MTs Subulussalam Sriwangi) dengan nilai 36.60, dan untuk SMP Terbuka diraih Indah Daratista (SMPN Terbuka 1 Pampangan) dengan raihan nilai 34.60. Sedangkan untuk peringkat sekolah diraih oleh SMP Diponegoro Palembang (34.86), MTs Al Anwar Simpang Sender (34.95), dan SMPN Terbuka 1 Pampangan (33.36).“Bagi siswa yang dinyatakan tidak lulus UN dan UN PK (A, B, C) supaya didaftarkan untuk mengikuti Ujian Paket A, B dan C periode kedua melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota masing-masing. Saat ini surat edarannya sudah kita berikan ke masing-masing kabupaten/kota,” himbau Bonny. Dalam kesempatan tersebut, dirinya juga menginstruksikan kepala sekolah supaya menjaga keamanan dan melarang siswanya merayakan kelulusan di jalan, karena masih ada temannya yang tidak lulus. Menanggapi hasil tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) Palembang, Ahmad Zulinto, melalui Kepala Bidang SMP/SMA/SMK, Lukman Haris mengungkapkan, meskipun Palembang termasuk daerah dengan tingkat ketidaklulusan tertinggi, namun hal itu tidak menjadi permasalahan berarti. “Jumlah peserta UN kita kan paling banyak dibandingkan daerah lainnya yang mencapai 25.649, jadi kalau ada 12 siswa yang tidak lulus tetap prosentasenya mencapai 99,95 persen dan tidak jauh beda dengan kabupaten/kota lainnya,” ungkap Lukman. Kendati demikian, pihaknya mengaku sudah maksimal memberikan yang terbaik untuk dunia pendidikan di Kota Palembang. Sebagai evaluasi ke depan, pihaknya mengharapkan kepada guru yang ada di Kota Palembang untuk memberikan pelajaran tambahan kepada siswanya di sekolah. “Kami harapkan kepada pihak sekolah untuk mengumumkan hasil UN pada sore hari dan melalui website sekolah bagi yang sudah memiliki, namun bagi sekolah yang belum memiliki website silahkan dilakukan secara manual. Tujuannya untuk mempersempit kesempatan siswa untuk corat coret dan konvoi di jalan yang dapat mengganggu warga,” pungkasnya.(ety)
|