Usung Budaya Khas Dalam HUT Palembang ke-1331
MERDEKA-Sebanyak 1500 peserta yang berasal dari 16 kecamatan se Kota Palembang, kemarin mengikuti pawai. Pawai yang mengusung berbagai kebudayaan dan khas di kecamatan masing-masing,itu digelar dalam rangka Hari Jadi Kota Palembang ke 1331. Para peserta di sepanjang Jalan Merdeka hingga finish di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB), kemarin (15/6). Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang, Drs M Yanuarpan MM saat dibincangi usai memberikan sambutan menjelaskan, pawai tersebut dilakukan dalam rangka menyemarakkan hari jadi kota Palembang dan sekaligus mengusung kembali kebudayaan dan adat istiadat di Kota Palembang yang mulai tenggelam. “Jumlah peserta yang ikut ini mencapai 1500 orang dari perwakilan 16 kecamatan di Kota Palembang, sekolah dan undangan dari luar daerah, namun yang pasti tidak hanya itu kita juga menyiapkan hadiah bagi para pemenang dalam pawai ini bagi perwakilan kecamatan yang beruntung,” terangnya. Hadiah yang sudah disiapkan untuk para peserta lanjut Yanuarpan, untuk peringkat pertama mendapat Tropi dan uang pembinaan sebesar Rp 5 juta, peringkat kedua tropi dan uang Rp 4,5 juta, juara ketiga tropi dan uang Rp 4 juta. Sedangkan untuk juara harapan I,II,III mendapat trofi dan uang pembinaan Rp 3,5 juta, Rp 3 juta, dan Rp 2,5 juta, serta juara favorit Rp 2 juta rupiah. “Jadi ada 7 kategori juara yang akan kita berikan hadiah yang pasti bantuan ini untuk peserta yang mewakili kecamatan, mudah-mudahan bermanfaat dan menjadi motivasi kecintaan kita pada dunia pariwisata dan budaya di Kota Palembang yang majemuk ini,” ujarnya. Sementara itu, Warso salah satu peserta dari kecamatan Alang-alang lebar yang ikut memeriahkan dengan menggunakan Reog Ponorogo dalam pawai kebudayaan yang digelar Disbudpar tersebut , mengaku gembira dan antusias terhadap event-event pawai kebudayaan yang menurutnya sudah mulai luntur di tengah-tengah masyarakat. “Kami merasa gembira dan terhormat mewakili masyarakat sekaligus seniman reog yang merasa kegiatan ini amat penting digelar, karena sekarang banyak masyarakat kita yang mulai lupa dengan kebudayaan asli daerah, padahal inilah asset kekayaan bangsa yang tidak ternilai,” pungkasnya. (cr10)
|