LINGGAU - Tertangkap tangan menyimpan enam paket sabu-sabu senilai Rp 1,2 juta, Sutrisno (51), warga Jalan Pematang Jaya, Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Lubuklinggau Barat II, diciduk Satres Narkoba Polres Lubuklinggau. Bersama mantan anggota dewan Kota Lubuklinggau periode 1999-2004 ini, petugas juga mengamankan teman kencannya RA (16), warga Prumnas Nikan, Kecamatan Lubuklinggau Timur. Selain itu, polisi juga membekuk Leo Fahlevi (34), warga Jalan Makmur, tepatnya belakang Hotel Saka, Kelurahan Taba Pingin, Kecamatan Lubuklinggau Timur. Penangkapan kedua tersangka dilakukan dilokasi dan waktu berbeda. Berawal sekitar pukul 21.30 WIB, Satres Narkoba pimpinan AKP Herman Regasa, menerima informasi tentang pesta narkoba dilakukan disalah satu kamar hotel A, yang ada di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Taba Koji, Lubuklinggau Timur. Menerima informasi itu, polisi meluncur ke lokasi.
Sekitar 30 menit kemudian atau tepatnya sekitar pukul 22.00 WIB, polisi tiba dilokasi yang dimaksud dan langsung menuju kamar Grenito No 1 yang telah dibooking tersangka dan teman kencannya RA. Saat pintu diketuk, RA yang tidak tahu akan kedatangan petugas membukakan pintu, lalu masuklah petugas dan langsung melakukan penggeledahan.
Saat digeledah, polisi menemukan 6 paket sabu-sabu di dalam saku bagian dalam jaket tersangka Sutrisno. Polisi juga menyita Handphone milik tersangka Sutrisno. Bersama BB tersebut Sutrisno dan teman kencannya di gelandang ke Mapolres Lubuklinggau.
Dari nyanyian Sutrisno diketahui bahwa BB tersebut dibelinya dari tersangka Leo Fahlevi. Selang beberapa jam polisi kemudian melakukan pengembangan ke kediaman mantan pembalap ini. Saat dilakukan penggeledahan, polisi menemukan BB berupa tas kaleng mainan barbie berisi perlengkapan pengukur dan pembungkus sabu-sabu, berupa timbangan digital, lima ball plastik klip, disembunyikan di dalam kandang ayam. Bersama BB tersebut dan juga HP yang diduga digunakan sebagai alat transaksi, Leo pun ikut digelandang ke Mapolres.
Sementara itu, tersangka Leo membantah jika tersangka Sutrisno membeli sabu dari dirinya. Namun disinggung perlengkapan pengukur dan pembungkus sabu-sabu, Leo akhirnya mengaku pernah mengedarkan sabu-sabu. “Yo, emang aku pernah mengedarkan sabu-sabu, tapi itu sudah lamo, sekarang idak lagi, karena bos aku Ecik yang ditangkap di Jalan Kenanga II dulu sudah ketangkap. Jadi aku dak lagi ngedarkan sabu-sabu,” kilahnya.
Kapolres Lubuklinggau AKBP Dover, melalui Kasatres Narkoba AKP Herman Regasa, menyatakan bahwa tersangka RA hanya sebagai saksi, karena berdasarkan hasil pemeriksaan RA memang tidak tahu kalau Sutrisno membawa sabu-sabu. “RA hanya menemani Su (Sutrisno) untuk karaoke. Saat digeledah juga tidak ditemukan BB dari RA, selain itu dia juga baru tahu kalau Su membawa sabu-sabu setelah dilakukan penggeledahan di kamar hotel,” ujar Herman.
Sementara tersangka Leo, meskipun tidak ditemukan BB berupa sabu, namun BB berupa perlengkapan untuk kemasan sabu-sabu dan timbangan digital, ditambah lagi pengakuan tersangka Su, diduga kuat dia merupakan seorang pengedar. “Sebenarnya Su dan Leo memang sudah jadi Target Operasi (TO). Mau mengaku atau membnatah itu hak dia sebagai tersangka, jadi nanti tinggal dibuktikan di pengadilan,” tegas Herman.
#Gagalkan Peredaran Sabu
Sementara itu, belum sempat mendapatkan upah, keempat kurir sabu yang belakangan diketahui dipasok seorang bandar di Tangerang ini, diringkus anggota Ditres Narkoba Polda Sumsel, Rabu (18/6), sekitar Pukul 22.00 WIB, di Jalan Perindustrian, Km 8, Kecamatan Sukarami. Dari keempat kurir ini, disita barang bukti sepaket seberat 80,33 gram sabu senilai Rp 80 juta.
Keempat tersangka tersebut Dedi Priadi (37), warga Sukabangun, Kecamatan Sukarami, Syahrir alias Kuyung (45), warga Pahlawan, Kecamatan Kemuning, Yanto (31), warga Lorong Haji Umar, Kecamatan IT II, dan Anwar Sadat alias Adat (52), warga Kelurahan Tanah Mas, Banyuasin. Dari setiap transaksi, keempatnya dijanjikan dapat upah Rp 1 juta.
Diakui Dedi, barang haram tersebut dia dapat dari bandar di Tangerang berinisial ZC (DPO), warga keturunan asal Kalimantan. Paket tersebut dikirim ZC sama tersangka Adat, dan diberikan kepada Dedi. “Sabu itu nak dibeli Rd (DPO) melalui Syahrir, lalu Syahrir menghubungi Yanto, kemudian menghubungi Dedi. Setelah barang diambil Adat, kami kumpul di rumah Rd di TKP, untuk menyerahkan paket,” katanya.
“Kami berempat digerebek di rumah Rd, Rd kabur dak tau kemano,” kata Dedi seraya mengatakan mereka berempat mendapat upah Rp 1 juta setelah paket diantar, dan mengakui ia sudah 5 kali antarkan barang haram itu.
Dirres Narkoba Polda Sumsel Kombes Pol Dedy Setyo Yudo Pranoto, melalui Kasubdit I AKBP Syachril Musa SH mengatakan, kini empat tersangka berikut barang bukti sudah ditahan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. “Untuk Rd kuat dugaan saat berusaha kabur juga memiliki senpi. Kini kasusnya masih dalam pengembangan lebih lanjut,” jelas Syachril. (yat/day)

_______________

Keterangan foto: Tersangka Sutrisno (kiri), dan Leo (bertato), beserta barang bukti narkoba miliknya. Foto maryati/Palembang Pos