TASIK - Suasana Salat Tasbih yang digelar Pengajian Raudhatunnisa Kota Palembang di Rumah Dinas Walikota Palembang, kemarin berlangsung penuh haru. Pasalnya, kegiatan rutin pengajian untuk menyambut Ramadan ini, dihadiri langsung oleh Ketua Pengajian Raudhatunnisa Kota Palembang, Hj Masyito Romi Herton. Masyito sendiri sejak diumumkan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) RI sebagai tersangka bersama suaminya H Romi Herton dalam kaitan kasus dugaan suap Pilkada Palembang, jarang terlihat. Bahkan, sehari setelah pengumuman perempuan yang terlihat tetap tegar ini langsung menemani suaminya check up kesehatan ke Jakarta. Kemarin, ibu empat anak ini menyempatkan diri untuk hadir bergabung bersama jemaah pengajian yang sudah lima tahun dipimpinnya tersebut untuk melaksanakan Salat Tasbih. Salat Tasbih berjalan dengan khusyuk. Puluhan anggota pengajian yang hadir ikut terharu saat pembacaan doa. Dengan senyum di bibirnya, Masyito memberikan semangat kepada anggota pengajiannya dan meminta untuk tidak menangis. Menurutnya, apa yang sedang diterimanya saat ini adalah bagian dari ujian yang diberikan Allah SWT. ”Jangan menangis ibu-ibu, saya tidak mau melihat ibu-ibu menangis. Justru itu buat saya tambah sedih, saya tidak mau sedih lagi. Saya mau kita semua tersenyum, ini ujian buat saya dan saya yakin ada hikmah dibalik semua ini,” ujarnya. Seusai acara kepada Palembang Pos, Masyito mengaku lega dan ikhlas menerima semua keputusan ini. ”Ya, saya lega, akhirnya ada kepastian hukum untuk saya. Selama ini saya merasa terombang-ambing. Meskipun kemungkinan terburuknya, nanti saya akan ’dipesantrenkan’ tapi Insya Allah saya terima semuanya dengan ikhlas,” ucapnya. Diakui Masyito, meskipun dia menerima resiko ini namun dia bertekad akan tetap tegar. ”Anak-anak juga saya minta tegar. Karena, saya dan suami tidak mengambil hak orang lain. Kalaupun harus seperti ini jadinya, ini memang sudah konsekuensinya,” imbuhnya. Masyito menambahkan, dia akan berusaha menerima semua ketentuan hakim nantinya. ”Saya teringat ucapan ustadzah saya, saya harus kuat sekuat batu karang. Tidak akan hancur meskipun diinjak orang. Saya harus tetap kuat, sekuat nama saya yang diberikan orang tua,” katanya sambil tersenyum. Menurut Masyito, semua resiko sudah siap diterimanya sejak suaminya berniat masuk ke dunia politik dan mencalonkan sebagai wakil wali kota lima tahun lalu. ”Saya ingat Ayah saya, dia memanggil dan meminta saya untuk memilih rumput atau pohon tinggi. Waktu itu saya pilih pohon tinggi. Artinya, akan banyak angin dan badai yang akan menerpa, jika kita berada diatas. Saya mencoba mengambil hikmah dari masalah ini, dan saya yakin akan ada cahaya setelah ini,” tukasnya. (ika)
|