Palembang - Pemudik jalur udara jelang Lebaran kerap mengalami keluhan tingginya harga tiket pesawat. Harga tiket jelang Lebaran yang diberlakukan terkadang lebih dari Rp 1 juta bahkan mencapai Rp 1,3 juta. Meskipun sangat tinggi untuk sekali penerbangan, namun tiket ini tetap dibeli, karena kebutuhan mudik lebaran yang tidak bisa dihindari. Terlebih momen ini hanya terjadi satu kali dalam setahun. General Manager Brand Office PT Garuda Indonesia Palembang, Henny Nurcahyani mengatakan, tarif batas minimum dan maksimum tiap maskapai sudah diatur Kementerian Perhubungan dan dijalankan tidak melebihi batas ketentuan. Menurut dia, tarif yang diberlakukan sudah sejalan dengan fasilitas dan kenyamanan yang diberikan. Mulai dari pembelian tiket, berada di pesawat hingga sampai di bandara tujuan. “Ekonomi Class, itu harganya bervariasi. Di Garuda mulai dari Rp 600 ribu hingga Rp 1,3 juta,” jelas dia, kemarin. Dia mengimbau, calon pemudik untuk segera melakukan reservasi pembelian tiket, agar mendapatkan harga terbaik. Sebab, jika sudah mendekati jadwal keberangkatan dikhawatirkan memperoleh harga tinggi. “Kami akui harga kami tertinggi, namun pelayanan yang kami berbeda degan maskapai lain. Kami mengutamakan kenyamanan dan fasilitas yang memadai dan sesuai degan harga yang ditawarkan,” jelas dia. Terkait persiapan jelang Lebaran sendiri dikatakan, puncak permintaan tertinggi biasanya jelang dan pasca satu pekan lebaran. Permintaan bahkan mendekati 100 persen, namun saat ini masih berada di atas 80 persen. Untuk penambahan jadwal penerbangan sendiri dikatakan, pihaknya belum akan menambah. Sebab, 11 kali ke Jakarta dirasa masih mencukupi permintaan pemudik dari Kota Palembang. “Ke Medan dan Bali kita satu kali terbang dan ke Jakarta 11 kali, dan tidak ada extra flight,” jelasnya. Terpisah, District Sales Manager Citilink Palembang, Mimien Minarni mengatakan, tarif terendah untuk tujuan ke Jakarta mencapai Rp 431.600 sedangkan tertinggi atau tarif maksimum mencapai Rp 885 ribuan. Menurut dia, harga yang diterima sesuai dengan kondisi supply dan demand, harga diterima konsumen lebih tinggi karena harga sheet promo dan kelas-kelas tiket sudah habis. “Saat ini masih harga normal, harga tertinggi berlaku lebih kerena harga pada kelas-kelas sebelumnya sudah habis,” kata dia. Disebutkan, jelang Ramadan biasanya permintaan penerbangan cukup tinggi, namun memasuki bulan puasa permintaan melemah. Kondisi akan pulih menjelang dua pekan sebelum dan sesudah lebaran. Sementara, Darmando Purba, District Manager Sriwijaya Air Branch Office Palembang mengatakan saat ini tiket H-3 Lebaran masih di harga terendah yang mencapai Rp 600 ribuan, sementara tarif maksimum mencapai Rp 1 jutaan. “Saat ini load factor baru sekitar 25 persen untuk H-3 lebaran, masih sedikit karena memang jadwal libur masih belum jelas, sehingga masih banyak konsumen yang belum memesan,” jelasnya. Pihaknya memperkirakan puncak permintaan mulai sepekan lebaran atau H-7, dan H+2 ke atas. “Jumlah kursi Sriwijaya Air mulai dari 120 kursi, hingga 168 kursi, tergantung jenis pesawat, dan kita tiga kali terbang ke Jakarta,” jelasnya. (ove)
|