4 LAWANG - Padri (12), dan Leo (6), hanya dapat menangis melihat kedua orang tuanya, Suhardi (59), dan Megawati (55), sudah tidak bernyawa dengan kondisi berlumuran darah, di ruang tamu rumahnya, di Desa Galang, Blok A, Kecamatan Ulu Musi, Kabupaten Empat Lawang, sekitar pukul 22.00 WIB, Minggu (22/6). Ironisnya, kedua kakak adik ini bertahan
dalam rumah sejak Minggu malam, hingga Senin pagi menjaga jenazah orang tuanya, yang diduga tewas dibantai, karena rumah mereka jauh dari pemukiman penduduk, sehingga tidak ada warga yang mengetahui kejadian itu. Belum diketahui motif pembunuhan sadis tersebut. Namun, pada tubuh Suhardi terdapat luka tusuk leher bagian depan, ulu hati dan telapak tangan. Sedangkan pada tubuh Megawati terdapat luka sayatan kening kiri, luka bacok dada kiri, tangan kiri dan kanan. Peristiwa sadis itu diketahui pertama kali oleh Padri, saat terbangun dari tidur sekitar pukul 22.00 WIB. Bocah laki-laki ini langsung histeris saat keluar dari kamar, melihat ibu dan bapaknya sudah berlumuran darah. Padri terus berteriak minta tolong, sembari menghampiri tubuh kedua orang tuanya yang tergeletak di ruang tamu rumah. Mendengar teriakan, Leo yang juga tertidur di dalam kamar, langsung keluar dan ikut histeris melihat apa yang dialami kedua orang tuanya. Dua bocah malang ini terus berteriak minta pertolongan. Sayangnya, kediaman mereka cukup jauh dari rumah warga lain, sehingga tidak ada satupun warga yang mengetahui peristiwa itu. Dua saudara ini hanya dapat menangis di dalam rumah. Keduanya juga merasa takut untuk keluar memberitahu apa yang dialami orang tua mereka. Setelah pagi hari, barulah keduanya bergegas memberitahukan pembunuhan sadis itu kepada warga lain. Informasi ini pun kontan membuat warga Desa Galang, langsung geger. Mereka bergegas menuju rumah yang ditempati Suhardi dan keluarganya. Namun, tubuh pasangan suami istri (pasutri) ini sudah terbujur kaku dengan kondisi mandi darah. Kejadian itu langsung dilaporkan kepada aparat kepolisian. Kedua jenazah korban pembunuhan ini sempat dilakukan visum. Dari luka yang diderita keduanya, kuat dugaan pasutri ini korban pembunuhan. Namun, belum satupun warga yang mengetahui bagaimana kronologis pembunuhan sadis itu. “Kita masih kumpulkan petunjuk dan saksi-saksi. Kejadian ini diketahui anak korban saat bangun tidur. Kita belum dapat menyimpulkan apa motifnya, tapi dugaan keduanya korban pembunuhan,” tegas Kapolres Empat Lawang AKBP M Ridwan SIk, melalui Kasat Reskrim AKP Nanang Supriatna. (rif)
|