Baturaja - Pengadaan 10 unit mobil operasional diperuntukan bagi petinggi di Universitas Baturaja (Unbara), OKU diduga dibebankan kepada dosen dan karyawan dengan memotong honor bulanan. "Sebanyak 10 unit mobil pribadi tersebut masing-masing untuk rektor, pembantu rektor dan dekan di Unbara. Pembayaran dibebankan kepada karyawan dan dosen periode 2012-2013 silam," ujar Iskandar Saleh, staf Yayasan Sebimbing Sekundang OKU, kemarin. Dikatakannya, angsuran dengan sistem kredit itu memotong honor untuk 12 kegiatan. Antara lain, honor wisuda sebelumnya didapat sekitar Rp750 ribu, sekarang hanya Rp400 yang diterima.
Selanjutnya, honor semester sebelumnya Rp350 menjadi Rp200 ribu, Yudisium Rp400 sekarang hanya Rp300 diterima setiap kegiatan.
Selain itu, untuk pembayaran juga dibebankan kepada mahasiswa dengan menaikan biaya wisuda sebelumnya Rp1 juta menjadi Rp1,1 juta.
Dikatakannya, sebelumnya pernah diajukan usulan ke Yayasan Pendidikan Sebimbing Sekundang dibentuk bupati untuk pengadaan mobil operasional. "Yayasan belum tahu jenis mobil apa yang akan dibeli. Namun, Yayasan hanya menyetujui pengadaan kendaraan bagi mahasiswa Unbara seperti bus karena lebih diutamakan," ungkapnya. Sementara, Guru Besar Unbara Prof Dr Isnawijayani saat dikonfirmasi melalui BlackBeryy Mesanger (BBM) terkait masalah ini menyatakan, masalah tersebut tidak benar. "Tidak ada honor dosen maupun karyawan Unbara yang dipotong. Telat gajian saja pasti diprotes apalagi dipotong," ujarnya.
Mengenai uang wisuda mahasiswa, sudah wajar dan menurutnya biaya di Unbara lebih murah dibandingkan Perguruan Tinggi Swasta lain di OKU. "Apalagi biaya di perguruan tinggi di Palembang pasti lebih mahal," tegasnya.
Namun disayangkan, ketika ditanya dana untuk angsuran kredit mobil dan peruntukannya bukan untuk operasional mahasiswa, Pembantu Rektor dan mantan dosen tersebut, tidak menjawab pertanyaan wartawan. (len)
|