Martapura - Rendahnya tegangan listrik di Desa Way Salak, Kecamatan Jayapura, membuat 200 warga unjuk rasa dan mendatangi Kantor PLN Martapura, kemarin. Hanya saja, sebelum bergerak menuju Kantor PLN, massa sempat mendatangi Polsek Martapura. Menyikapi itu, Kapolsek Martapura, Kompol I Ketut Suarnaya melakukan pengawalan kepada massa yang diwakili 20 orang untuk berdialog dengan PLN, sisanya menunggu di Polsek Martapura. Ujang, perwakilan warga mengatakan, rendahnya tegangan aliran listrik di desanya membuat warga kesal. Terlebih beberapa fasilitas peralatan rumah tangga seperti TV, Kulkas dan lainnya hanya menjadi pajangan saja. “Jangankan menonton TV, nyala lampu listrik saja masih kalah terang dengan lampu kaleng. Dan ini sudah berlangsung lama,” ujar Ujang. Selain tegangan rendah, ditambah juga sering terjadinya pemadaman listrik. Sehingga, jika malam hari menjadi hambatan saat makam malam. Sudah lampu redup, listrik juga sering padam. “Kedatangan kami disini minta PLN ataupun instansi terkait bisa memberikan solusi. Percuma saja, kami tak pernah nunggak tapi pelayanan terima tidak memuaskan,” ungkapnya. Menanggapi keluhan warga Desa Way Salak, Agung Fajar Santoso selaku Manager dan dua perwakilan Dinas Pertambangan Energi (Distamben) OKUT, memaparkan kondisi yang sebenarnya. “Kita nanti akan mendatangi desa kalian secara langsung untuk melakukan pengecekan. Jika perlu dilakukan pemasangan trafo dan tegangan menengah (TM),” ujar Agung. Untuk pemasangan trafo dan tegangan menengah bisa menguras biaya tidak sedikit. Untuk itu, warga diharapkan mengajukan proposal kepada PLN maupun ke Distamben. “Anggaran untuk pemasangan trafo dan tegangan menengah bisa mencapai Rp700 juta. Untuk itu, akan diajukan anggaran bisa melalui APBN dan APBD,” terangnya. (cr07)
|