MARTAPURA - Diduga curiga motor Honda Beat yang baru dibeli keponakannya hilang dicuri Kepala Desa (kades) Agung Jati, Kecamatan Madang Suku I, Kabupaten OKU Timur, berinisial Muh, Selasa (24/6), diduga nekat menganiaya Nanak Sugiana (30), yang tak lain warganya sendiri hingga tewas. Informasinya, Selasa (24/6), pukul 04.00 WIB,
motor Honda Beat warna putih list hijau yang belum ada nopol karena baru dibeli dari dealer milik keponakan terlapor Muh bernama Sandi (30), hilang dicuri orang. Dari keterangan polisi, Nanak bersama dua rekannya WN dan TW yang hingga kini masih DPO, diduga mengambil motor milik Sandi, dengan melompat pagar mengambil motor Honda Beat yang terparkir di teras belakang rumah dengan cara mematahkan stang motor yang terkunci. Pada pagi harinya, Kades dan masyarakat mencari motor tersebut dan menemukannya di kamar Nanak. ‘’Namun seketika itu juga Nanak hendak melarikan diri, akan tetapi sudah terkepung massa, kemudian dipukuli hingga memar,” ujar Kapolres OKUT AKBP Hengky Widjaja, melalui Kasat Reskrim AKP Yon Edi Winara, didampingi Kapolsek Madang Suku I AKP Sukarman, kemarin (25/6). Menurut keterangan Kades yang ditirukan Kapolsek, melihat Nanak kritis, sekitar pukul 17.00 WIB, dirinya lantas membawa korban ke RSUD OKUT, dan meninggal dunia. “Keterangannya seperti itu yang diucapkan Kades. Namun dilain pihak, keluarga Nanak tidak terima dan melaporkan peristiwa tersebut ke Polres OKUT,” terang Kapolsek. Dikatakan Kades, jika Nanak tewas akibat dihakimi masyarakat. “Sesampainya di rumah saya, sudah ada masyarakat, sehingga tidak bisa terbendung lagi. Nanak akhirnya menjadi bulan-bulan masyarakat,” ucapnya yang ditirukan Kapolsek. Untuk itu ditambahkan Kasat, motif yang sebenarnya akan ditelusuri terlebih dahulu, sehingga diketahui kebenarannya. Dirinya sudah menerima laporan dari keluarga Nanak. Sementara itu, di Mapolres OKUT, Masnuri (60), yang merupakan bibik Nanak mengatakan, jika keponakannya itu meninggal akibat dianiya oleh Kades bersama kakaknya. Keluarga Nanak menolak jika terlibat aksi perampokan motor. Hanya saja ada temannya menitipkan motor, dan Nanak tidak ikut-ikutan. “Waktu itu Kades datang dan langsung menampar muka Nanak hingga terluka mengucurkan darah. Tidak sampai disitu, Mardiah yang merupakan istri Nanak, juga tak lepas dari tamparan kades, karena mencoba melerai,” ujarnya. Dimana saat kejadian dirinya melihat dengan mata kepalanya sendiri, karena rumahnya bersama Nanak bersebelahan. Pada waktu itu, terangnya, kondisi desanya sedang sepi, karena warga banyak pergi ke sawah. Dirinya yang melihat kejadian itu tidak bisa berbuat apa-apa, dan hanya meronta-ronta minta tolong sambil menangis. Tidak sampai disitu, sambungnya, Nanak dibawa ke rumah Kades dan sekitar pukul 17.00 WIB, keluarga Nanak yakni Ceknilam (35), dan Sobirin (35), mendatangi kediaman Kades untuk menanyakan keberadaan Nanak. “Saat saya temui, Nanak sudah terkapar di garasi mobil samping rumah Kades dalam keadaan kritis. Sekitar setengah jam kemudian Nanak meninggal dipangkuan saya,” ujar Sobirin saat diwawancarai di Mapolres OKUT. Melihat kondisi tersebut, Sobirin mengatakan pada Kades terkait kondisi Nanak. Hanya saja lanjutnya, Kades mengatakan belum meninggal dan langsung membawanya ke RSUD. Sekitar pukul 23.00 WIB, mayat Nanak dibawa ke kediamannya. “Melihat kejanggalan dengan kondisi muka lebam, kaki kiri patah, kaki kanan remuk, dan luka lebam di dada membuat keluarga tidak langsung mengebumikan mayat Nanak, tapi membawanya ke RUSD Martapura untuk dilakukan visum,” terangnya. Dirinya dan keluarga membantah, jika Nanak terlibat aksi perampokan motor tersebut. Sebab, dimata mereka, Nanak orang yang baik. (cr07)
__________________
Keterangan foto: Keluarga korban Nanak, saat melaporkan kasus pembunuhan di Mapolres OKUT. (Foto Christian/Palembang Pos) |