BKB - Seperti sudah menjadi tradisi setiap bulan suci ramadan dimana usai menyantap menu sahur dan setelah salat subuh, kawula muda berbondong-bondong keluar rumah menuju tempat-tempat asyik untuk jalan-jalan pagi. Kegiatan yang lebih dikenal asmara subuh ini, masih terus berjalan setiap tahunnya. Tempat yang kerap dikunjungi remaja untuk
asmara subuh, biasanya pusat keramaian. Seperti kawasan Benteng Kuto Besak (BKB), Jembatan Ampera, taman Kambang Iwak, taman Simpang Polda, dan tempat-tempat lain di metropolis ini. Pantauan Palembang Pos, remaja yang menikmati ajang asmara subuh ini mulai berbondong-bondong mendatangi tempat keramaian yang dimaksud setelah salat subuh. Mereka yang datang beserta teman, rekan kerja, keluarga dan tak jarang dengan pasangan kekasihnya.
Namun sayang, suasana asmara subuh, diwarnai dengan bunyi petasan yang cukup mengganggu kenyamanan. Di BKB misalnya, suara petasan yang dimainkan anak kecil hingga remaja ini bak gayung bersambut yang saling sahut menyahut tak henti-henti menggelegar.
Di BKB ini juga, cukup mudah mendapatkan petasan ataupun kembang api, karena beberapa penjual kembang api juga dengan mudah ditemui dikawasan ini. Joni (17) remaja asal Perumnas ini sengaja jauh-jauh datang bersama teman sebayanya hanya untuk menikmati suasana pagi di seputaran Jembatan Ampera dan BKB. Menurutnya, asmara subuh bisa mengurangi waktu puasa sembari menyehatkan badan. “Kebetulan sedang libur sekolah jadi bisa asmara subuh,” katanya.
Senada dengan Joni, warga asal 26 Ilir, Jaklin (16) ini mengaku, setiap bulan puasa selalu mengisi kegiatan dengan jalan-jalan pagi bersama teman dan keluarga. “Keluarnya setelah salat subuh, biar seru ajak-ajak kawan,”ucapnya. Sementara itu Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumsel, Sodikun mengatakan, jika kegiatan asmara subuh bukan cerminan Islami. Seharusnya, para orang tua dan pendidik mengajarkan kepada anak-anak untuk tidak keluar rumah dikala pagi atau yang lebih dikenal dengan asmara subuh. “Namanya asmara subuh, jadi tidak islami dan tidak etis untuk dilakukan,” ujar Sodikun. Lebih lanjut Sodikun, jika hanya ingin mencari kebugaran tidak mesti harus jauh keluar rumah dengan pakaian yang tidak pantas atau lebih menonjolkan aurat.
Pakaian yang dipakai terkadang tidak pantas sehingga mengundang dosa bagi yang melihat atau yang memakainya sendiri. “Sebaiknya usai imsak dilanjutkan dengan Salat Subuh dan membaca Alquran atau mengisi kegiatan positif lainnya. Jadi lebih berkah puasanya,” tukasnya. (ika)
|