LAHAT – Tragis dialami Kurni (45). Warga Desa Sukamerindu, Kecamatan Merapi Selatan, Kabupaten Lahat ini, tewas dengan tubuh bersimbah darah, akibat luka tusuk di dada kirinya. Ironisnya, nyawa Kurni melayang sebagai balasan atas tertukarnya sandal jepit Eftra Jonhari (22), warga Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Merapi Selatan, oleh Sarpian (19),
dan Gusta (20), yang merupakan kerabat Kurni. Namun, sebelum terjadi pembunuhan itu, sempat terjadi bentrokan antara warga Desa Sukamerindu dengan Desa Tanjung Beringin. Sebelum peristiwa berdarah terjadi, Sabtu malam (28/6), Sarpian dan Gusta hendak mengunjungi teman wanitanya, juga bermukim di Desa Sukamerindu. Keduanya bergegas menuju tempat wanita incaran mereka, lantaran hari mulai larut. Tidak beberapa lama berada di rumah teman wanita, dan terlibat obrolan serius, datang dua orang lelaki, salah satunya diketahui bernama Eftra. Meski berada di rumah satu wanita, keempat lelaki ini sempat saling sapa. Namun, lantaran merasa tidak nyaman, Sarpian dan Gusta pun memutuskan keluar duluan. Saat keluar rumah sang perempuan, Sarpian dan Gusta memakai sandal jepit milik Eftra dan temannya. Awalnya Eftra tidak mengetahui sandal jepit andalannya dibawa dua lelaki saingannya. Saat hendak pamit atau sekitar pukul 22.00 WIB, barulah Eftra menyadari dua lelaki yang duluan pamit, telah memakai sandal miliknya. Eftra yang merasa telah dikerjai langsung mencari keberadaan Sarpian dan Gusta. Akhirnya, Eftra berhasil menemukan Sarpian dan Gusta dan mengambil kembali sandal miliknya. Merasa tidak sengaja makai sandal, Sarpian dan Gusta pun meminta maaf. Hanya saja permintaan maaf tersebut tidak dilayani Eftra dan rekannya. Keduanya justru sempat dipukuli, dan bergegas pergi agar tidak dianiaya lebih parah. Diduga sudah terbakar api cemburu, lantaran wanita yang disukainya didatangi laki-laki lain, Eftra dan rekan-rekannya kembali mencari mereka berdua untuk membuat perhitungan. Sarpian dan Gusta kembali tidak bisa berkutik saat dihadang sekitar 20 orang lelaki, yang merupakan teman dari Eftra, di salah satu jembatan. Meski sudah menjadi bulan-bulanan, tetap membuat Sarpian dan Gusta tidak dapat melawan. Saat penganiayaan, ada warga yang melihat, hingga langsung melapor kepada keluarga Sarpian dan Gusta. Informasi Sarpian dan Gusta dianiaya, membuat puluhan orang datang ke lokasi, untuk membalas penganiayaan yang terjadi. Perkelahian dalam jumlah banyak pun tidak dapat dihindarkan. Bentrok berhasil dibubarkan, setelah anggota Polsek Merapi Tiba di lokasi. Namun, diketahui pasca bentrok Kurni diketahui sudah tidak bernyawa dengan kondisi berlumuran darah, dengan luka tusuk di dada kiri. Minggu malam (29/6), anggota Polsek Merapi berhasil meringkus Eftra yang diduga sebagai pelaku penusukan terhadap Kurni, hingga tewas. Kapolres Lahat AKBP Budi Suryanto SH MSi, melalui Kapolsek Merapi AKP Hikmat, disampaikan Kanit Reskrim Ipda Hendri Nadi mengatakan, motif bentrok yang menyebabkan satu nyawa melayang, akibat persoalan sandal jepit. “Kami masih menggali keterangan dari satu tersangka yang sudah kita amankan. Sementara motifnya, karena tersangka sakit hati sandal jepitnya ditukar saat berada di rumah teman wanitanya,” tegasnya. (rif)
|