KAYUAGUNG - Tidak terima salah satu warganya ditembak petugas keamanan, warga Desa Kayulabu, Kecamatan Padamaran Timur, OKI, Senin (30/6) sore, membakar kantor dan rumah karyawan dan dua unit mobil perusahaan PT Gading Jaya (Sampoerna agro). Saat ini polisi menerjunkan personel Brimob untuk mengamankan situasi. Warga yang mengalami luka tembak di perut diketahui bernama Efran (20), warga Desa Menang Raya, Kecamatan Pedamaran, OKI, saat ini terbaring lemah di Ruang Perawatan Bedah RSUD Kayuagung.
Sejak dua hari di RSUD, korban tak kunjung mendapatkan perawatan intensif, dan akan dirujuk ke RS Bhayangkara Palembang, untuk mengeluarkan proyektil yang masih bersarang di perutnya, diduga akibat tembakan oknum keamanan perusahaan. Hasil penyelidikan sementara dari Polres OKI, bahwa ratusan masyarakat menyerbu kantor perusahaan, karena marah, salah satu warganya ditembak oleh pihak keamanan perusahaan, karena dituding mencuri buah sawit milik perusahaan. "Hasil penyelidikan kita, bahwa pembakaran kantor dan dua mobil perusahaan itu dipicu oleh penembakan terhadap salah satu warga setempat di kawasan Kebun sawit Gading Jaya, masyarakat marah karena salah satu warganya ditembak di areal perusahaan, sehingga beramai-ramai mendatangi perusahaan langsung melakukan pembakaran," kata Kapolres OKI AKBP Erwin Rahmat, didampingi Kapolsek Pedamaran Timur Ipda Bahtiar, Selasa (01/7). Sejumlah karyawan berikut keluarganya yang bermukim disekitar lokasi terpaksa mengungsi dan menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman. "Saat ini situasi TKP sudah kondusif, personel brimob dan TNI masih berjaga di lokasi kejadian. Sementara masyarakat Kayulabu yang diduga ikut dalam penyerbuan perusahaan saat ini eksodus ke Desa lain. Kondisi desa masih sepi, saat ini kita masih terus melakukan penyelidikan terkait keributan antara kedua belah pihak ini. Sementara warga yang mengalami luka tembak sedang dilarikan ke RS Bhayangkara," ungkapnya. Kepolisian belum bisa memastikan siapa pelaku yang menembak salah satu warga tersebut, dan apa yang melatarbelakangi terjadinya aksi penembakan. "Korban mengaku yang menembaknya petugas yang ikut bersama sekuriti perusahaan menggunakan mobil Strada, kita belum bisa memastikan apakah penembaknya sekuriti perusahaan atau mafia pencuri sawit atau aparat, masih dalam penyelidikan kita," tegasnya. Korban Efran, saat ditemui di RSUD Kayuagung mengaku kalau dirinya bukan pelaku pencuri sawit, dan pada saat kejadian tengah melintas bersama rekannya hendak mencari ikan. ‘’Saya berada diareal kebun sawit Gading Jaya bersama rekan saya Zainal, dan Dimas menggunakan sepeda motor, bermaksud mau mencari ikan. Tetapi tiba-tiba datang sekuriti perusahaan menggunakan mobil Strada hitam langsung menembaki kami, setelah saya tertembak di perut, saya tetap berusaha kabur menyelamatkan diri ke Kayulabu," kata Efran. Saat itulah, kata Efran, masyarakat marah karena melihat dirinya ditembak oleh orang perusahaan, hingga melakukan tindakan anarkis di perusahaan. "Setelah itu saya tidak tahu lagi apa yang terjadi karena saya langsung dibawa ke rumah sakit. Pelaku yang menembak, tidak begitu jelas Pak, yang saya tahu waktu itu pihak keamanan perusahaan mengejar kami pakai mobil Strada hitam, tanpa basa-basi langsung menembak saya," katanya. Sementara itu manajemen perusahaan PT Sampoerna Agro Kebun Gading Jaya Andrian Indra Putra, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa akibat pembakaran aset perusahaan itu, pihaknya tentu mengalami kerugian miliaran rupiah. "Lebih dari 2 miliar kerugian yang kita alami, karena yang dibakar tiga rumah karyawan, kantor, 1 unit mobil Strada dan mobil pajero, 1 unit truk. Kami berharap polisi segera mengungkap provokator pembakaran aset perusahaan tersebut," terangnya. Mengenai penembakan terhadap warga (Rfran,red), Andrian berkelit, dan menyatakan pelakunya merupakan sesama pencuri sawit. "Memang saat itu petugas keamanan kita memergoki ada aksi pencurian sawit, tetapi pelaku kabur dan kita tidak berhasil menangkapnya. Ternyata ada warga tertembak di areal kebun, itu bukan dilakukan oleh petugas kita, disanakan ada kelompok-kelompok pencuri sawit, dan tidak jarang sesama mereka sering rebut. Belakangan ini memang intensitas pencurian di kebun kita semakin meningkat," jelasnya. Menurut Andrian, kejadian tersebut tentunya sudah diketahui oleh pihak kepolisian. Saat ini karyawan tetap melakukan aktivitas sebagaimana mestinya. Sedangkan Dandim 0402/OKI Letkol Inf M Arif Suryandaru, melalui Pasi Intel Lettu Hatta mengatakan, bahwa kini pihaknya telah melakukan pengamanan di lokasi kejadian untuk mengantisipasi kejadian susulan, maupun serang-serangan yang tidak diinginkan. "Saat ini situasi kondusif, aktifitas perusahaan tetap berjalan," katanya. (cr04)
|