BRASILIA - Publik Brasil tentu belum melupakan kekalahan memalukan 1-7 dari Jerman pada babak semifinal Piala Dunia 2014 (08/07) lalu. Dalam duel pesakitan (rebutan posisi tiga), Selecao (julukan Brasil) lagi-lagi harus menanggung malu, lantaran dihancurkan Belanda dengan skor 0-3 di stadion Nacional, Minggu (13/07) dinihari. Hasil tersebut
jelas menjadi preseden buruk bagi persepakbolaan Brasil. Mendapat dukungan penuh publik, Brasil luluh lantak dalam dua pertandingan terakhir dan harus kebobolan 10 gol. Kekalahan itu juga membuat Brasil mengulang rekor buruk pada 1940, yaitu kalah dua kali secara beruntun di kandang. Pada 1940, Brasil dibuat menyerah di kandang oleh Argentina (1-6) dan Uruguay (3-4). Sedangkan bagi Belanda, kemenangan itu menjadi rekor tersendiri karena mereka untuk kali pertama tidak pernah kalah dalam waktu normal sepanjang keikutsertaannya di Piala Dunia. Pelatih timnas Brasil, Luiz Felipe Scolari, menyatakan dirinya tidak akan mundur dari jabatannya sebagai manajer Brasil, meskipun Tim Samba harus mengalami dua kekalahan di pertandingan terakhir Piala Dunia. “Sekarang bukan saatnya membicarakan hal itu (masa depannya). Saya akan mengumpulkan laporan serta memberitahu segala kesalahan saya kepada Presiden CBF, dan dirinya yang akan memutuskan apa yang dia inginkan untuk masa depan saya,” katanya. Pada pertandingan dini hari kemarin, Thiago Silva yang pada semifinal harus absen karena akumulasi kartu kuning kembali bermain. Sementara itu, pelatih Belanda, Louis van Gaal, tetap memainkan komposisi pemain intinya. Namun, kehadiran Silva tidak berarti banyak bagi permainan Brasil. Maklum, saat laga baru berjalan dua menit, Silva justru melakukan pelanggaran terhadap Arjen Robben yang berujung penalti untuk Belanda. Robin Van Persie yang ditunjuk sebagai algojo dengan tenang melaksanakan tugasnya untuk membawa Belanda unggul pada menit ketiga. Van Persie sukses menceploskan bola ke pojok kiri atas kanan gawang Brasil yang dikawal kiper Julio Cesar. Tertinggal gol cepat, Brasil berusaha keluar tekanan. Namun, tidak hadirnya Neymar, yang harus absen sejak laga semifinal melawan Jerman, membuat serangan mereka dengan mudah dipatahkan oleh barisan pertahanan Belanda. Pada menit ke-17, lagi-lagi Brasil harus membayar mahal atas rapuhnya barisan pertahanan mereka karena Daley Blind mampu memperbesar keunggulan Belanda 2-0. Gol tersebut berawal dari aksi Robben yang memberikan umpan terobosan kepada Jonathan de Guzmán di sisi kanan pertahanan Brasil. De Guzman lalu memberikan umpan silang ke tengah kotak penalti Brasil. David Luiz mampu memotong umpan silang itu. Namun, bola sundulan kepalanya jatuh tepat di kaki Blind. Tanpa pengawalan, Blind dengan mudah melepaskan tendangan keras yang bolanya masuk ke pojok kiri atas gawang Brasil. Pada menit ke-21, Brasil mendapatkan kesempatan untuk memperkecil ketertinggalan. Sayang, bola tendangan Oscar dari dalam kotak penalti masih dapat digagalkan oleh kiper Belanda, Jasper Cillessen. Selepas turun minum, Brasil terlihat masih menguasai penguasaan bola. Namun, mereka tetap kesulitan menembus rapatnya pertahanan Belanda. Pelatih Luiz Felipe Scolari pun memasukkan Hulk dan Hernanes untuk menambah daya gedor skuadnya. Pada menit ke-75, Hulk memperoleh peluang pertamanya untuk membobol gawang Belanda. Akan tetapi, bola tendangannya dari dalam kotak penalti masih melambung di atas mistar gawang Cillessen. Belanda sepanjang babak kedua terlihat hanya mengandalkan serangan balik. Meski begitu, kecepatan Robben di sisi kanan pertahanan Brasil beberapa kali mampu merepotkan David Luiz dan kawan-kawan.
Pada injury time, Georginio Wijnaldum akhirnya mampu memperbesar keunggulan Belanda. Gol tersebut diciptakannya seusai menerima umpan silang Daryl Janmaat. Skor 3-0 untuk Belanda pun bertahan hingga laga usai. (kie) |