PALEMBANG - Pembatasan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) solar bersubsidi yang diterapkan pemerintah, diharapkan bisa menekan konsumsi BBM hingga 10 persen dari total kuota nasional. Demikian diungkapkan General Manager (GM) Pertamina Marketing Operation Region II Sumbagsel, Ageng Giriyono, kepada sejumlah wartawan di Griya Agung, Senin (4/8).“Kita minta kepada masyarakat untuk tetap tenang menyikapi kebijakan pemerintah yang membatasi jam penyaluran solar bersubsidi. Sebab, ketentuan baru itu hanya berlaku pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di luar pusat konsumsi,” pinta Ageng. Dari 128 SPBU di Sumsel, kata dia, hanya enam SPBU dibatasi menjual solar bersubsidi yakni mulai dari pukul 08.00 WIB hingga 18.00 WIB. Namun untuk SPBU lainnya, tetap menjual solar subsidi tanpa ada pembatasan waktu. “Selain enam SPBU itu, yang lainnya tetap beraktivitas normal seperti biasa. Jadi harapan kami masyarakat bersikap normal, tetap mengkonsumsi BBM khususnya solar bersubsidi seperti biasa,” harapnya. Menurutnya, Pertamina telah mempertimbangkan banyak hal untuk membatasi SPBU yang menjual dengan jam-jam tertentu. Enam SPBU yang dibatasi itu, katanya, berada di luar jalur utama pemakaian solar subsidi yang tinggi. SPBU yang dibatasi jam pelayanan itu dua di antaranya berada di Palembang, dan masing-masing di Prabumulih, OKI, OKU dan OKU Selatan. “Kami menyadari SPBU di jalur utama, trans dan jalur logistik masih membutuhkan solar bersubsidi. Bila enam SPBU itu berada di luar jalur utama, maka mari sikapi peraturan baru dari BPH Migas seperti biasa. Lagi pula ini bukan pengurangan volume, hanya pengurangan jadwal yang semula 24 jam menjadi 10 jam saja,” katanya lagi. Pemerintah melalui BPH Migas mengurangi penyaluran BBM bersubsidi untuk menekan anggaran hingga akhir tahun 2014. Pengurangan waktu penyaluran di SPBU khususnya solar bersubsidi pun dilakukan agar tepat sasaran. Pertamina melalui SPBU menyediakan solar non subsidi kepada masyarakat, yakni Pertamina Dex. Hingga pertengahan Juli 2014, konsumsi BBM bersubsidi jenis solar mencapai 339.741 kiloliter dan premium mencapai 443.015 kiloliter dari total keseluruhan berjumlah 1.464.147 kiloliter untuk wilayah Sumsel. “Kami sudah bicara dengan Kapolda, meminta bantuan untuk ikut mengawasi penyaluran. Kami pun memasang CCTV di beberapa SPBU sebagai alat deteksi apabila ada penyimpangan di lapangan. Apabila masyarakat mengkhendaki solar non subsidi, Pertamina menyiapkan Solar Dex yang dijual,” pungkasnya. (ety)
|