Karet Menyumbang Terbesar Non Migas
PALEMBANG – Meskipun aktivitas ekspor-impor di provinsi Sumsel yang cukup signifikan dan padat, namun ternyata belum dapat menyumbang nilai besar perdagang luar negeri di Indonesia. Dalam jumpa pers yang digelar Badan Pusat Statisik (BPS) Provinsi Sumsel kemarin (4/8) menerangkan, nilai ekspor Sumsel per Juni 2014 mengalami penurunan sebesar 9,67 persen dibandingkan mei 2014 lalu. “Nilai ekspor di Sumsel Juni 2014 ini hanya sebesar US$ 242,49 juta, yakni terdiri dari ekspor migas sebesar US$ 49,00 juta dan US$ 193,49 juta hasil ekspor komoditi non migas,” ungkap Ir Bachdi Ruswana Kepala BPS Sumsel. Menurutnya, berdasarkan sektor jika dibandingkan dengan Januari-Juni 2013, ekpor industri januari-juni 2014 menurun hingga 25,83 persen, demikian juga dengan ekpor pertanian yang menurun sebesar 17,37 persen, sementara produk pertambangan cukup meningkat hingga 81,26 persen. “Penurunan ekspor yang terjadi di Sumsel ini, disebabkan oleh turunnya ekspor migas dan nonmigas yang ada di Sumsel. Untuk ekspor migas sendiri mengalami penurunan sebesar 0,4 persen dari US$ 49,07 juta menjadi US$ 49,00 juta dan ekspor non migas yang menurun cukup drastis sebesar 11,80 persen,” terangnya. Dikatakan Bachdi, ekspor nonmigas bulan juni 2014 yang mengalami penurunan menurut komoditi andalan disebabkan beberapa faktor turunnya pangsa pasar dunia terhadap beberapa komoditi andalan. “Beberapa komoditi andalan kita mengalami penurunan, seperti Karet, Fraksi Minyak Kelapa Sawit, dan batubara. Namun memang untuk nilaekpor nonmigas di Sumsel sendiri, Karet masih mendominasi dengan nilai FOB mencapai US$ 1,054,26 juta dibandingkan Sawit dan batubara, meskipun cukup disayangkan banyak petani karena harga karet dunia yang tengah menurun,” pungkasnya. (cr10)
|