Written by Administrator
|
Tuesday, 12 August 2014 15:36 |
Konstruksi Wajib Gunakan Solar Insustri
PALEMBANG – Penerapan pembatasan BBM Solar bersubsidi yang telah bergulir hingga saat ini, masih tetap berjalan dengan baik. Berdasarkan pantauan Palembang Pos di kalangan pengusaha beragam merespon tanggapan, salah satunya di tengah kalangan pengusaha ekspedisi atau jasa angkuta yang tetap mengeluhkan pembatasan solar bersubsidi. Pasalnya dengan kebijakan pembatasan solar subsidi itu, berdampak pada jalannya pengiriman paket pesanan lantaran meningkatnya biaya operasional yang harus dikeluarkan. Dampak ini terjadi karena rata-rata pengiriman jasa masih banyak yang menggunakan angkutan, apalagi jika dalam bentuk paket logsitik cukup besar. “Untuk jenis paket kiriman mayoritas dari pulau jawa ke pulau sumatera cukup besar intensitasnya, dengan adanya pembatasan solar bersubsidi ini tentunya biaya operasional kami juga pasti meningkat,” ungkap Ardhiyansah, Operator Distribusi Pandu Logistic di Jalan Demang Lebar Daun Palembang. Dengan, pihak Asosiasi Kontraktor Nasional (Askonas) Provisi Sumatera Selatan menganggapi pembatasan solar bersubsidi bagi kalangan pengusaha kontraktor yang mayoritas menggunakan jenis alat berat dan angkutan berat dalam melakukan pengerjaan proyek-proyek yang mayoritas menggunakan solar merupakan hal biasa. “Kalau untuk kami di tengah kalangan kontraktor itu semua sudah jadi aturan, bahwa operasional BBM Solar yang kami pakai menggunakan Solar Industri yang kisaran harganya mencapai Rp 12.800,- perliter, malahan kalau proyek cukup jauh kami biasanya melakukan penawaran tender dengan harga Rp 13.500,- perliter, karena itu hal yang wajib dilakukan semua jenis jasa kontruksi,” kata Arnandi Ketua Umum Askonas Sumsel. (cr10)
|