JEPARA - Secara mengejutkan Sriwijaya FC harus menerima kekalahan 0-1 dari Persijap dalam laga yang dilangsungkan di stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, kemarin sore. Evaluasi yang biasanya digelar pada akhir musim, sepertinya bakal dipercepat. Presiden SFC H Dodi Reza Alex angkat bicara atas hasil buruk tersebut. “Memang ini diluar analisa terakhir.
Evaluasi secepatnya,” tegas anggota DPR RI ini. Meski demikian, putra sulung Gubernur Sumsel ini enggan gegabah dalam mengambil keputusan. “Peluang ke babak delapan besar masih ada, tapi jelas menipis. Saat ini tim harus memaksimalkan laga tersisa,” sambungnya. Dalam pertandingan kemarin, tim Laskar Wong Kito memang dilanda krisis pemain. Empat pemain belakang, Abdoulaye Maiga, Jeki Arisandi, Erol Iba, dan Firdaus Ramadhan, harus absen. Belum lagi kekuatan di lini tengah tereduksi lantaran Frank Ongfiang masih cedera. Persijap sendiri kondisinya lebih memprihatinkan. Tim kebanggaan masyarakat Jepara ini merupakan juru kunci klasemen sementara wilayah Barat. Tim ini juga dilanda krisis pemain yang menyebabkan para pemainnya mogok latihan. Latihan sendiri baru dilangsung beberapa hari sebelum laga kontra Sriwijaya FC dengan pemain seadanya. Kondisi di lapangan berkata lain. Laskar Kalinyamat justru tampil lepas dan berani meladeni permainan Sriwijaya FC. Sebaliknya, kendati mampu menguasai bola, minimnya kreatifitas lini tengah Sriwijaya FC dalam membongkar pertahanan ketat Persijap, membuat mereka kesulitan membobol gawang Persijap yang dikawal Dedi Heryanto. Ditengah dominasi penguasaan bola, Persijap mampu mencuri kesempatan, lewat gol dari Rahmat ‘Poci’ Rivai pada menit ke-31. Eks striker Sriwijaya FC itu mengecoh Ahmad Sumardi dan Rishadi Fauzi sebelum melepaskan tendangan keras yang tak mampu dijangkau Fauzi Toldo. Tertinggal satu gol, Sriwijaya FC mencoba meningkatkan intensitas serangan mereka selang tiga menit kemudian. Pelatih Subangkit kemudian memasukkan Alan Martha, dan menarik keluar Hafit Ibrahim. Di awal babak kedua, penyerang muda Rizky Dwi Ramadhan pun dimasukkan menggantikan Septariyanto demi meningkatkan daya gedor. Sebaliknya, Persijap yang sudah unggul di babak pertama menerapkan permainan bertahan untuk mempertahankan skor 1-0, sambil sesekali melakukan serangan balik. Skema ini sempat beberapa kali mengejutkan pertahanan Sriwijaya FC. Keasyikan menyerang, Sriwijaya FC hampir saja makin tertinggal dari tuan rumah. Carlos Raul Sciucatti yang mampu menerobos pertahanan Sriwijaya FC melepaskan tendangan, tapi melambung di atas mistar. Waktu yang mulai menipis membuat Sriwijaya FC meningkatkan agresifitias. Tim tamu mendapatkan peluang, tapi tendangan bebas Lancine Kone pada menit ke-80 masih belum membuahkan hasil. Kendati menekan pertahanan Persijap untuk menyamakan kedudukan, Sriwijaya FC tetap menemui jalan buntu. Pertahanan solid Laskar Kalinyamat tetap sulit ditembus hingga peluit panjang ditiupkan wasit. Pelatih Sriwijaya FC Subangkit tampak sangat kecewa dengan kekalahan anak-anak asuhnya. “Anak-anak tidak dalam performa terbaiknya. Kita sudah berusaha maksimal, tapi sepertinya visi bermain tidak ada,” keluhnya. Sementara pelatih Persikap sumringah dengan pencapaian timnya. “Kami bersyukur bisa menang atas Sriwijaya FC. Kekurangan pemain cukup bisa diatasi. Kunci kemenangan karena bermain lepas, anak-anak main nothing to lose,” ungkap Yudi Suryata. (kie)
|