Written by Administrator
|
Monday, 18 August 2014 15:55 |
Hari ini Pelantikan
Martapura - DPRD OKUT terpilih periode 2014-2019 batal diarak menggunakan adat Komering menuju gedung DPRD OKU Timur, saat pelantikan dan pengambilan sumpah yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada hari ini (19/8). Pembatalan ini dilakukan menyusul penolakan dari pihak dewan, yang enggan melaksanakan prosesi adat Komering tersebut. Sikap dewan tersebut mendapat banyak kritikan dari masyarakat, baik secara langsung maupun di jejaring sosial. Terlebih tujuan dari arak-arakan ini tidak lain untuk melestarikan adat dan budaya Komering dan untuk mendekatkan diri anggota DPRD terpilih dengan masyarakatnya. "Sangat disesalkan kalau pihak dewan menolak, apalagi tujuannya sangat baik untuk melestarikan adat dan budaya Komering," ujar Beni warga Martapura. Kritikan serupa juga diungkapkan Erwin tokoh pemuda OKU Timur. Menurutnya, tidak seharusnya dewan menolak prosesi arak-arakan sebelum anggota dewan dilantik. "Prosesi arak-arakan tidak memakan waktu yang lama, lokasinya juga hanya dari lapangan Koni yang berada persis di depan gedung DPRD, kalau mereka menolak sama saja dewan tidak peduli dengan adat dan budaya Komering," cetusnya. Seperti diketahui, Jaringan Masyarakat Adat Komering (JAMAK), meminta agar anggota dewan diarak saat pelantikan dan pengambilan sumpah pada hari ini. "Kita sudah melayang surat ke Bupati OKU Timur yang juga ditembuskan kepada Gubernur Sumsel, Ketua KPU Sumsel, Ketua Bawaslu Sumsel, Ketua DPRD OKU Timur dan pihak terkait lainnya. Namun sayang dengan alasan yang tidak jelas pihak dewan justru menolaknya," ujar Ketua Dewan Pengurus Jamak, H Leo Budi Rachmadi adok Batin Temunggung. Sementara itu, Sekretaris Dewan Mahfud Abbaz ketika dikonfirmasi mengakui jika prosesi arak-arakan dewan batal dilakukan. Alasannya menurut Mahfud pihaknya enggan menunjukkan kesan glamour saat pelantikan. "Kemudian saran dari ketua (Ketua DPRD), tidak enak dengan anggota dewan lain yang tidak terpilih jika pelantikan kali ini dilakukan dengan meriah," kilah Mahfud. (cr07)
|