MENJADI Pegawai Negeri Sipil (PNS) hingga saat ini masih menjadi pilihan utama yang memang ditunggu para pencari kerja (panceker) di Indonesia, tak terkecuali di Sumatera Selatan (Sumsel). Seperti di Sumsel, selain formasi yang tiap tahunnya cenderung naik sesuai kebutuhan, pelamarpun juga mengalami peningkatan hingga 10 hingga 20 persen.
Menilik kondisi ini, artinya menjadi PNS masih menjadi buruan utama bagi pencaker setidaknya di Sumsel. Pengamat Sosial Sumsel, Dr Alfitri Msi mengatakan, secara garis besar masyarakat kita terbagi 2 element kerja. Yakni sebagai pamong atau abdi Negara lalu sebagai profesional dan entrepreneur. Dari 2 elemen itu, diakui Alfitri, kecendrungan menjadi abdi negara (pegawai pemerintah) masih menjadi pilihan. Pilihan itu lanjut Alfitri, dipengaruhi 4 faktor yakni faktor mental masyarakat Indonesia yang masih feodalistik atau mental tunduk pada kekuasaan, dan cenderung memilih kehidupan yang terjamin. “Selain itu juga dipengaruhi minimnya pembukaan lapangan kerja, sebagai contoh di Sumsel saja populasi kita diatas 1,5 juta, dimana puluhan ribu sarjana yang dihasilkan setiap tahun berebut untuk diterima sebagai PNS, baru langkah berikutnya kerja swasta dan profesional," jelasnya. Dikatakan Alfitri, kondisi tersebut berbeda jauh dengan pola pendidikan yang ada di negara-negara maju, dimana setiap calon mahasiswa masuk sesuai dengan minat, kompetensi, dan profesionalitasnya sehingga lulusannya memiliki kualitas akademik maupun skill secara utuh. "Sedangkan di Indonesia ini, rata-rata pelajar kita ditumpuk jadi sarjana, apalagi kurikulum sekarang sering berubah-ubah, kita berharap kedepan pelajar maupun lulusan perguruan tinggi kita dapat memiliki orientasi masa depannya melalui skill dan kualitasnya masing-masing,” ujarnya. Terkait tingginya minat pelamar CPNS berdampak pada waktu seleksi penerimaan CPNS yang bakal lebih dari sebulan. Pasalnya, banyaknya jumlah peminat CPNS yang bakal mendaftar.“CPNS memang selalu diminati pelamar. Jadi kita buka lebih lama,” ujar Kepala BKN Divre VII Sumbagsel Pramono. Dengan sistem Computer Assisted Test (CAT), lanjut dia, server komputer akan mengacak setiap sesi tes, sehingga tidak mungkin ada soal yang bocor ataupun sama antara satu peserta ujian dengan peserta lainnya meski waktu ujian berbeda-beda. “Tidak ada soal yang sama atau keluar dua kali dalam satu sistem seleksi CPNS. Sebab, sudah ada ribuan soal yang disiapkan dalam server. Nah ini akan diacak setiap sesi tes pada setiap personal computer (PC) yang digunakan peserta ujian,” paparnya. Pramono menambahkan, Sumsel sendiri tidak seluruh kabupaten/kota mengajukan formasi seleksi CPNS ataupun ada pengajuan formasi umum yang ditolak. Yakni, Pemkot Palembang, Pemprov Sumsel, Pemkab Lahat, Pemkab Muara Enim, Pemkab Muba, Pemkab Banyuasin. “Itu kebijakan masing-masing pemerintah daerah dan BKN pusat,” ucapnya. Sedangkan Pemkot Palembang sendiri dipastikan batal melaksanakan penerimaan seleksi CPNS formasi umum yang sejak lama telah diajukan ke BKN pusat dengan jumlah pengajuan 5000 formasi yang difokuskan pada tenaga teknis dan pengajar. Wakil Walikota Palembang, Harnojoyo mengatakan, usulan Pemkot Palembang mengajukan formasi umum untuk memenuhi jumlah PNS. “Penerimaan CPNS tahun 2014 ini sengaja kita tunda, karena usulan 5.000 formasi, hanya disetujui 47. Jadi, untuk 47 formasi yang disetujui tahun ini, akan kita gabungkan pada tahun berikutnya saja,” tukasnya. Harno menerangkan, jika penolakan yang dilakukan Pemerintah Pusat berdasarkan alasan anggaran daerah. “Daerah memiliki kewajiban untuk membayar gaji pegawai lebih besar dari pada belanja langsung sehingga ditakutkan bisa memberatkan keuangan daerah. Karena itu, pertimbangan itu rekruitmen pegawai untuk tahun ini dibatalkan,” pungkasnya. (cr10/ika/rob)
|