SUKARAMI - Seakan-akan nyawa tak ada harganya lagi. Karena ucapan korban, membuat Dedi Apriasnyah alias Denny (29), warga Jalan Surya Sakti, RT 33/11, Kel. Sukarami, Kec. Sukarami, menjadi sakit hati. Bahkan, puncak emosinya, Denny nekat membunuh sang korban bernama Benny alias Koko alias Abeng (30), dengan sebilah pisau dapur,
Jum’at (10/10), sekitar pukul 20.00 WIB, di rumahnya. Sang korban yang beralamat di Jalan Enggano, Puncak Sekuning, Kecamatan IB I ini, tewas dengan 25 liang luka tusuk di perut, leher, kepala, dan mukanya. Jenazah korban dilarika ke kamar mayat RSMH Palembang, untuk divisum. Sementara itu, kurang dari 3 jam setelah kejadian, diduga hendak kabur dengan mengunci pintu rumah, Denny diamankan anggota Unit Reskrim Polsekta Sukarami, beserta barang bukti celana jeans, jaket, dan baju yang masih berlumuran darah, serta sebilah pisau dapur yang digunakan menghabisi nyawa korban. Informasinya, malam itu, Abeng sudah hamper sebulan sering berkunjung dan menginap di rumah Denny. Abeng menginap disana, karena kenal dengan saudara perempuan (ayuk,red) Denny, karena sama-sama bekerja disalah satu tempat hiburan terkenal di Jalan Veteran. Namun, sebelum hari raya Idul Adha, Yuli diketahui pulang kampung dikawasan Bayung Lencir, Muba, dan di rumah hanya ada Denny. “Yang tinggal disitu aku, ayuk aku Yuli, tapi dio (Yuli,red) lagi mudik, belum balek. Kadang ado adik aku jugo galak nginap di rumah, kadang jugo mudik,” kata Denny ditemui kemarin di Polsekta Sukarami. Awal pembunuhan tersebut, diterangkan Denny, sebelum kejadian, korban ada di rumahnya, dan memang sering datang dan menginap di rumahnya, karena berteman dengan Yuli. “Aku kan dak lemak nak ngusir dio (korban,red), kareno dio kawan ayuk aku. Kebetulan ayuk aku idak ado di Palembang, mudik,” ujar Denny. Entah kenapa, Koko (korban,red) yang saat itu tengah ngobrol dengan dirinya, lanjut Denny, bicaranya keras dan suka membanggakan diri. “Ngomongnyo besak nian, ngaku sudah pernah bunuh orang berapa kali, inilah, itulah,” ungkap Denny. Nah, yang membuat dirinya naik pitam, lanjut Denny, saat korban mengatakan, bahwa dirinya sudah lama kenal dengan Yuli, sudah makan minum dan nginap bersama. “Seolah-olah, Koko itu apo idak tahu aku adiknyo Yuli. Dio ngomong kayak itu, sudah semakan seminum, yang idak cuma berhubungan intim bae,” terang Denny. Setelah korban mengatakan hal itu, dan Denny naik darah, Denny langsung ke dapur dan mengambil pisau di dapur. “Langsung aku ngomong samo Koko, ini nah Ko yang namonyo bunuh uwong. Aku langsung tujah perutnyo, posisi Koko duduk di ruang tengah diatas karpet ambal. Koko itu langsung berdiri dan melawan, memukul aku, langsung aku kepit lehernya sambil berdiri, dan aku tarik keluar rumah,” ungkap Denny. Dari dalam rumah, korban langsung dia tarik keluar rumah seraya tangan kanannya menghunuskan pisau ke leher, kepala dan muka korban, secara membabi buta. “Aku tarik keluar depan rumah pinggir jalan dengan kepitan seperti di dalam. Setelah itu aku masuk rumah, aku nak keluar mau kunci pintu langsung diamankan polisi,” beber Denny. Disinggung apakah sebelumnnya ada kerjasama dalam salah satu bisnis, misal narkoba atau bisnis lainnya sama korban? “Idak ado kerjosamo apo lagi bisnis narkoba, apo lagi istilah pecah kongsi, idak ado. Aku sakit hati bae Pak, ayuk aku bae nak begawe dimano, itu haknyo dio. Tapi seolah-olah Koko itu sudah di rumah kito, ngomong dak jelas,” tutup Denny. Kapolsekta Sukarami Kompol Imam Tarmudi mengatakan, setelah pihaknya mengetahui kejadian itu, anggota langsung dengan cepat datang ke lokasi. Saat tiba di lokasi, tersangka masih didalam rumah dan langsung diamankan berikut barang bukti. “Kini tersangka berikut barang bukti sudah ditahan untuk melakukan penyidikan lebih lanjut. Untuk motif sementara selisih paham masalah perkataan. Namun masih kita kembangkan lagi kemungkinan ada motif lainnya,” jelas Imam. (day/vot)
|