PALEMBANG - Memasuki pekan kedua Oktober, titik api atau hotspot di Sumatera Selatan terpantau menurun. Berdasarkan satelit terra dan aqua Stasiun Meteorologi Klas II SMB II Palembang, hotspot di Sumsel mencapai 102 titik. Sebagian besar hotspot tersebut berada di kawasan Ogan Komering Ilir (OKI) yang mencapai 36 titik. “Titik api terbesar berada di Tulung Selapan, Cengal, Pampangan, dan Sirah Pulau Padang. Karena hembusan angin yang mengarah ke Palembang mengakibatkan kabut asap yang pekat,” terang Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, H Yulizar Dinoto, kepada wartawan koran ini diruang kerjanya, kemarin (11/10). Selain OKI, sebaran hotspot terbesar lainnya berasal dari Muara Enim yang mencapai 31 titik. Kemudian, Musi Rawas (12 titik), Musi Banyuasin (7 titik), OKU (5 titik), Ogan Ilir dan Banyuasin (3 titik), Lahat dan OKU Selatan (2 titik), dan Empat Lawang (1 titik). “Hotspot sempat mengalami peningkatan pada 10 Oktober lalu yang mencapai 449 titik. Inilah yang menyebabkan kabut asap yang cukup pekat di Kota Palembang. Akan tetapi, setelah kita lakukan upaya waterbombing akhirnya titik api menurun pada 11 Oktober yang mencapai 102 titik itu,” jelasnya. Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan BPBD Sumsel yakni melakukan koordinasi dengan BPBD kabupaten/kota serta TNI/Polri/Manggala Agni untuk pemadaman titik api melalui operasi darat dan penegakan hukum. Kemudian, melakukan waterbombing dengan menggunakan tiga helikopter jenis MI8, Bolkow, dan Kamov dari BNPB RI. “Hanya proses Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) terpaksa kita hentikan, karena awan comolonimbus tidak terdapat di atas Sumsel. Pesawat Hercules juga sudah kita pulangkan ke markas, namun apabila awan potensi hujan tersebut sudah muncul akan kita lakukan kembali penyemaian garamnya,” tutup Yulizar.(ety)
|