Palembang - Proses tender pembangunan tol Palembang-Indralaya (Palindra) dipastikan akan dipercepat. Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah memastikan proses tender akan dilakukan Maret, namun mengingat sesuatu dan lain hal dimajukan pada akhir Februari ini. “Pembebasan lahan masih dalam proses. Kita tengah bahas detilnya seperti apa. Yang jelas, kita usahakan bisa dipercepat,” ungkap Asisten Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Setda Sumsel, Ruslan Bahri, kepada wartawan koran ini usai pertemuan dengan Annggota Komisi VI DPR RI di Ruang Rapat Bina Praja Pemprov Sumsel, Senin (9/2). Terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumsel, Ekowati Retnaningsih mengatakan, proses pembebasan lahan saat ini sudah selesai. Dengan demikian, proses tender bisa dilakukan pada akhir Februari ini. “Tumpang tindih lahan sudah beres, jadi bisa dipersiapkan untuk tender,” tegas wanita berkerudung ini. Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah Sumsel ini mengungkapkan, selama ini proses pembangunan tol Palindra sedikit mengalami kendala lantaran tumpang tindihnya sertifikat lahan milik warga yang akan dibangun jalan tol. Alhasil, proses pembebasan lahan pun terkendala. Sejak diumumkannya peta bidang dan daftar nominatif terhadap lahan proyek tol Palindra pada Oktober 2014 lalu, diketahui terjadi tumpang tindih kepemilikan lahan. Setidaknya ada 90 surat sanggahan yang masuk ke Kanwil BPN Sumsel. Namun, pemerintah daerah tetap akan menyelesaikan tumpang tindih lahan dengan menerjunkan tim verifikasi untuk dilakukan proses ganti rugi oleh Tim Apraisal. “Bila terjadi penolakan, pemerintah tetap akan membebaskan lahan dengan menyerahkan konsinyasi ke Pengadilan Negeri (PN). Pihak yang bersengketa akan menyelesaikan lahannya yang diperebutkan di PN,” papar Ekowati. Terakhir, proyek tol Palindra nyaris ditunda pembangunannya menjadi tahun 2017. PT Hutama Karya dan Kementerian BUMN mengajukan permintaan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 3,6 triliun lewat Rancangan APBN Perubahan 2015 dengan ruas tol Palindra diganti ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar. Tol Palindra diprediksi akan menghabiskan biaya sekitar Rp 3,4 triliun. Dana awal pembangunan dibutuhkan sekitar Rp 1 triliun yang bersumber pada PMN sekitar Rp 600 miliar dan Rp 400 miliar, sisanya dari dana pinjaman. Lahan pembangunan untuk tol Palindra dibutuhkan seluas 302 hektare. Jalan Tol Palindra akan dibangun dengan beberapa tahapan. Pertama, untuk Seksi I dengan panjang 10 kilometer dari KTM Rambutan menuju Indralaya. Lalu Seksi II Pemulutan-KTM Rambutan sepanjang 5 kilometer dan yang terakhir Seksi III Palembang-Pemulutan sepanjang 7 kilometer.(ety)
|