LAHAT - Angka warga mengalami gangguan jiwa di Kecamatan Tanjung Sakti Pumu, tergolong tinggi. Sedikitnya, 22 orang dinyatakan mengalami gangguan jiwa diwilayah perbatasan Sumsel-Bengkulu itu, hingga terpaksa dipasung. Hanya saja, dari jumlah tersebut 19 orang telah dilepas, tiga orang masih dipasung. Sebelumnya, 15 orang telah dilepas lebih dulu,
lantaran sudah dinyatakan bebas dari gangguan jiwa. Menyusul beberapa hari lalu, empat penderita gangguan jiwa juga sudah dilepas. Tapi tim medis yang sengaja diturunkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lahat, mengurusi penderita gangguan jiwa ini, terus melakukan pemantauan. "Wilayah Pumu memang paling banyak di Kabupaten Lahat," kata Kepala Dinkes Kabupaten Lahat dr Rasyidi Amri, kemarin. Namun, mantan Kepala Dinkes Kota Pagaralam ini, tak menapik di kecamatan lain juga masih ada warga dipasung. Apalagi wilayah Kabupaten Lahat begitu luas. Pengobatan dari tim medis yang diturunkan terus dilakukan berkelanjutan. Sehingga penderita layak untuk kembali hidup normal. "Sementara ini fokus di Pumu. Bisa saja ada yang terlepas dari data kami," ujarnya.
Sementara, empat warga Pumu yang dilepas dari pasungan merupakan warga Desa Kembang Ayun, Talang Tinggi, Simpang Tiga Pumu dan Gunung Raya. Sebelum dilepas, empat warga ini mendapat perawatan dan pengobatan secara rutin dari tim medis. Dari 22 pasien gangguan jiwa itu, 18 merupakan lelaki, empat orang perempuan. "Kemajuan begitu pesat, hanya 3 orang lagi masih dirantai," ujar dr Selva Yanti, dokter yang menangani pasien gangguan jiwa di Pumu.(rif)
____________
Caption: Tim medis Dinkes Lahat saat mengurus penderita gangguan jiwa di Kecamatan Tanjung Sakti, Lahat. (Foto rif/Palembang pos) |