Palembang - Puluhan pelajar yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) kemarin mengumpulkan uang koin untuk negara Australia. Mereka menyatakan dukungan terhadap ketersinggungan masyarakat Aceh terhadap negara tersebut. Ketua Umum IPM SMK Muhammadiyah 1, Ahmad Hanan Patwa mengatakan, kegiatan pengumpulan koin itupun mendapatkan dukungan dari pihak sekolah. Pengumpulan koin sejak pagidengan mengelilingi ruang kelas guna meminta sumbangan pada siswa lainnya. “Mereka anggota (IPM, red) yang peduli mengumpulkan koinpun mendatangi posko pengumpulan koin,” ujarnya. Pengumpulan koin sebagai bentuk kependulian, dan dukungan terhadap masyarakat Aceh yang telah tersinggung atas pernyataan perdana menteri Australia, Tony Ebbot. “Pengumpulan koin dilakukan selama satu hari. Untuk kemudian akan diserahkan pada pihak sekolah dan disalurkan pada kedutaan besar Australia,” paparnya. Seluruh koin, sambung Hanan, dikumpulkan untuk kemudian disalurkan oleh sekolah. Seluruh siswa cukup banyak yang menyumbang, karena ini bentuk dukungan akan keperdulian masyarakat Aceh. “Kami berpendapat, pernyataan Kedubes Australia tidak sepantasnya diucapkan setelah memberikan bantuan kepada masyarakat Aceh,” tegasnya. Lebih lanjut dia mengungkapkan, pernyataan dari perdana meteri jelas telah melukai perasaan masyarakat Aceh yang saat itu sedang tertimpa musibah. Karena itu, koin yang dikumpulkan para siswa kali ini, sebagai bentuk solidaritas ketersinggungan terhadap Australia. “Dengan mengajak para siswa lainnya untuk mengumpulkan uang koin. Para pelajar bersama-sama untuk saling membantu,” tuturnya. Semangat pengumpulan koin ini, juga mendukung keputusan pemerintah dalam memerangi narkoba dengan menjatuhkan hukuman berat terhadap pelaku peredaran narkoba di Indonesia. “Sebagai pelajar, bahaya narkoba memiliki imbas yang sangat negatif. Karena itu, sikap negara Australia yang mengharapkan agar warga negarannya dibebaskan dari hukuman mati, sebaiknya tidak dikabulkan oleh Presiden RI, Jokowi,” tegasnya. Pihaknya menilai, warga negara Australia sudah bersalah, maka hukuman memang harus diberikan. Sudah itu, menyinggung bantuan yang sudah diberikan, saat Indonesia terkena musibah. “Ini yang menyemangati kami sekarang agar pelajar Muhammadiyah dapat berpikir kritis dan bersolidaritas,” tandasnya. (nik)
|