Jakabaring – Begitu berat penderitaan anak baru gede sebut saja namanya Bunga (14). Warga asli Baturaja, OKU, namun kini sudah tinggal di Palembang ini, diduga telah diperkosa bapak kandungnya berinisial Um, dan pamannya berinisial Wah. Tak berhenti disitu, Bunga juga digilir sekitar 35 tukang ojek, dan pencandu aibon, serta dijual ke germo. Untung ada warga yang iba, hingga membawanya ke Mapolresta Palembang, Kamis (26/02), pukul 21.00 WIB. Penderitaan Bunga dimulai sejak sebulan lalu, dimana Bunga sengaja ke Palembang, karena sudah tak tahan tinggal di Baturaja. Sebab, di Baturaja, ia sering diperkosa sang paman. Tujuannya ke Palembang, meminta perlindungan sang ayah, karena Bunga merupakan anak korban broken home. Malangnya, Bunga bukannya dilindungi, malah diperkosa sang ayah, Rabu (11/02), pukul 20.00 WIB. Tak tahan dengan kelakuan bejat ayahnya, Bunga memilih minggat, Rabu (18/02). Bermodal uang Rp 20 ribu, Bunga menumpangi bus kota, pergi ke rumah temannya dikawasan Timbangan 32, Inderalaya, OI. Disana, Bunga bertemu dengan seseorang mengaku oknum TNI berinisial K, hingga dirinya juga ditiduri K di Timbangan 32. Setelah bobok bareng, Bunga diimingi pekerjaan. Rupanya, Bunga dijual K kepada seorang germo berinisial Am. Bahkan, dirinya sempat melayani beberapa pria hidung belang. “Sebelumnya aku disuntik supaya tidak hamil. Habis itu disuruh melayani 5 pria dalam sehari, dengan tarif Rp 120 ribu. Uangnya sebagian untuk makan dan sisanya disimpan, dan Rp 20 ribu lagi untuk nyetor sama germonya. Katanya untuk uang sewa kamar,” ujarnya. Merasa diperlakukan tidak manusiawi, Selasa (24/2), sekitar pukul pukul 19.30 WIB, Bunga pun kabur menuju Palembang. Sampai dibawah Jembatan Ampera, Palembang, Bunga yang tanpa arah tujuan, hingga tinggal di jalanan. “Mau pulang ke rumah nenek, saya tidak mungkin diterima lagi. Saya sempat ambil uang Rp 150 ribu, untuk ongkos ke rumah ayah. Disana tidak tahan harus melayani nafsu bejat paman aku. Di bawah Ampera, karena tidak ada uang untuk makan, terpaksa jual diri sama tukang ojek,” bebernya. “Uang sudah habis, karena saya kelaparan dan buruh makan terpaksa saya jual diri. Ada sekitar tiga hari terhitung ada 35 tukang ojek yang bergantian meniduri saya. Sampai ada yang bawa aku ke hotel dikawasan 13 Ilir. Setelah dipakai, saya hanya dibayar Rp 15 ribu setiap orang. Bahkan, sebelum dibawa ke Mapolresta Palembang, ia smepat ditiduri anak yang suka pakai aibon,” timpalnya. Kapolresta Palembang Kombes Pol Sabaruddin Ginting SIk MSi, melalui Kasat Reskrim Kompol Suryadi SIk, didampingi Kanit PPA Ipda Imelda Rachmat SH menegaskan, telah mengamankan seorang anak korban perkosaan, hingga korban Human Trafficking alias perdagangan manusia. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAID) Sumsel Adi Sangadi juga mengatakan, pihaknya saat ini mendampingi penuh si-Bunga. “Pihak Polresta Palembang langsung berkoordinasi dengan kita untuk mendampingi si anak malang ini. Pengakuan korban, dia diperkosa paman, bapak, oknum TNI, dijual ke germo, kemudian masih digilir puluhan tukang ojek, terakhir ditiduri anak pencandu aibon. Korban rencananya kita serahkan ke Dinas Sosial, disana nantinya korban akan diberi pembinaan,” jelas Adi Sangadi. (adi)
|