Pangkalan Balai – Dinas Pengelolaan Pasar Kabupaten Banyuasin, membantah pemberitaan sejumlah media massa jika ada retribusi kepada pedagang di Pasar Pagi Betung, mencapai Rp 10
ribu.

Itu ditegaskan Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kabupaten Banyuasin, Drs H Umar Usman Msi di ruang kerjanya.

Dikatakannya, retribusi Rp 10 ribu tersebut adalah pungli dilakukan oknum tak bertanggung jawab.
Hanya ada tiga retribusi yang ditarik dari pedagang, yakni retribusi los, retribusi kebersihan dan retribusi pelataran.

‘’Masing-masing retribusi biayanya Rp 1000, jadi total dalam sehari pedagang yang harus bayar itu hanya Rp 3000 saja,” ujar Umar
Usman, kemarin.

Sehingga, dia sangat membantah pernyataan pedagang menyebutkan, retribusi yang ditarik mencapai Rp 10 ribu. Sebab
setiap retribusi dilengkapi karcis resmi dari Dinas Pengelolaan Pasar Kabupaten Banyuasin, juga lengkap dengan nominal harga yang harus dibayar.
“Jelas itu pungli yang tak dilakukan petugas pasar. Apalagi sampai pedagang menyebutkan kalau retribusi itu ditarik oleh petugas pasar, itu tidak benar,”ungkapnya.

Besar dugaan, ada oknum masyarakat untuk kepentingan pribadi memungut
retribusi tanpa sepengetahuan UPTD Pasar Betung, dan pedagang takut memprotes retribusi.

“Kami harap pedagang tidak membayar kepada oknum tersebut. UPTD setempat sudah punya petugas sendiri yang menagih kepada pedagang,” sambungnya.

Lagipula, pungli yang dibayarkan pedagang, sama sekali tak menyumbang PAD Banyuasin. “Jika ilegal dan resmi, tentu hasilnya
dinikmati pedagang sendiri, seperti pembangunan los baru dan lainnya, bukan oknum tersebut,” ujarnya.

Mengenai los yang ditinggal pedagang, Umar mengaku, pihaknya akan kembali melakukan penertiban dengan meminta pedagang menempati lapak yang sudah disediakan.

Sementara, Kepala UPTD Pasar Pagi Betung, Gunawan SKM meminta pedagang untuk tidak takut melapor oknum masyarakat yang meminta retribusi diluar kewenangan petugas pasar.
“Jika merasa takut dan dirugikan,
kami siap memfasilitasi untuk melaporkannya ke pihak berwajib,” singkat Gunawan. (far)