Loading ...
Creative

Cpanel


User1


User2


Racun Game Online Mewabah PDF Print E-mail
Saturday, 07 March 2015 15:07

SEIRING kemajuan teknologi informasi yang tidak bisa kita hindari saat ini, tentu akan berdampak pada perkembangan perilaku, pola fikir dan kehidupan suatu masyarakat di setiap umur. Selain serangan situs-situs porno, ‘serangan’ permainan game online yang membuat orang kecanduan hingga lupa segalanya. Permainan game online merupakan permainan ketangkasan dalam episode tertentu yang salah satunya permainan perang. Sebenarnya permainan ini tak jauh beda dengan judi online karena dalam permainan ketangkasan ini, juga ada unsur judi di dalamnya atau hadiahnya poin bagi yang memenangkan permainan.
Nah dampaknya bagi yang sudah kecanduan, terkadang membuat perilaku dan sikapnya orang berubah seperti cenderung malas, banyak angan-angan, suka menghabiskan waktu bahkan jika kalah, orang cenderung berbuat nekad berbuat jahat untuk mendapatkan uang untuk kembali bermain game online.
Aksi kejahatan pernah dilakukan 2 pelajar di Jakarta baru-baru ini, karena kalah dalam permainan game online, keduannya nekad merampok dengan merampas sepeda korban. Untunglah aksi keduanya dapat digagalkan dan berhasil ditangkap polisi. Namun fenomena ini, merupakan salah satu aksi dari puluhan, ratusan bahkan ribuan aksi yang sudah pernah dilakukan pelaku kejahatan lainnya dengan modus dan latar belakang yang sama.
Terkait dampak game online ini banyak orangtua mengeluh akan keberadaan game online yang setiap hari kian bertambah situsnya itu. Pasalnya, pendidikan anak mereka menjadi tergangunggu. Dimana anak lebih mementingkan game online dibandingkan belanjar yang merupakan tanggung jawab mereka. Mega, salah seorang ibu rumah tangga (IRT), beralamat di Kalidoni yang anaknya hobi main game online mengatakan, anaknya tidak langsung ke rumah saat pulang sekolah namun langsung mengunjungi warnet yang tidak jauh dari rumah. Berbagai upaya sudah dilakukan Mega agar anaknya tidak lagi kecanduan dari menegur,memarahi hingga mentiadakan uang saku bagi anaknya.
“Percuma saja, anak sudah ketagihan games online. Jika kita berikan uang saku, dia lebih memilih untuk tidak jajan tapi lebih memilih menggunakan untuk bermain game online warnet,” keluhnya. Dia berharap, pemerintah setempat dapat menegur pengusaha game online yang justru akan menjerumuskan pelajar sekitar lingkungan tempat tinggalnya.
Senada diungkapkan Suryati, IRT beralamat di Kelurahan Plaju, kini anaknya sudah menginjak bangku kuliah. Sejak duduk dibangku SMA ketagihan akan game online sudah dialami anaknya. “Tiga kali pindah sekolah, karena memang tidak pernah masuk sekolah akibat nongkrong di warnet menikmati game online,” ungkapnya.
Bukan hanya Suryati yang menegur anaknya bernama Pras di warnet yang tidak jauh dari lingkungan sekolah. Kakak (saudara laki- laki) Pras kerap mendatangi Pras untuk memberikan peringatan agar menjauhi permainan game online. “Dimarah di tempat game online, pernah dilakukan untuk memberikan efek jera tapu percuma saja, karena game online ini nampaknya membuat anak ketagihan, bahkan hingga saat ini anak saya masih asyik dengan games online,” ungkapnya kesal.
Lain hal yang dialami Agung, salah satu mantan penikmat game online. Tidak puas dengan game online di warnet yang tidak jauh dari kos-kosannya dulu, Agung melanjutkan hobinya itu hingga didalam rumah orangtuanya. “Saya mengalami hal itu ketika kuliah, kuliah berantakan akibat begadang menikmati games online di warnet. Semua teman sudah wisuda saya masih harus bersabar ditahun berikutnya,” papar Agung.
Bahkan, ketika gelar sarjana sudah disandangnya. Games online semakin menjadi, status pengangguran yang dibebani pada dirinya menjadi alasan untuk terus menikmati game online yang disalurkan lewat gadget kesayangnya.
“Sekarang tidak perlu warnet, ada tablet smart phone yang berlayar lebar dengan sentuhan yang lebih baik dari warnet. Bisa dinikmati dimana saja, bahkan ada beberapa situs hebat yang bisa mengajak kita bermain bersama teman- teman di luar Sumatera bahkanLuar Negeri,” tutur Agung.
Dirinya menyadari akan bahayanya game online yang membuat masa depannya kian mundur, namun bayangan akan game online terutama salah satu permainan yang masih diidolakannya itu belum juga usai. “Jika menang kita kembali tertantang, tapi jika kalah kita akan semakin penasaran. Tapi saya mulai sedikit sadar, jika harus menyingkirkan game online dan kembali kecita-cita,” tandasnya.
Sementara Pengamat pendidikan, Prof Sirozi mengatakan, harus ada kontrol serius kepada penyedia jasa game online. “Karena kita tidak tahu karakter apa yang ada di game online itu. Apakah memiliki karakter baik atau justru dapat merusak prilaku pelajar,” katanya.
Lebih lanjut pengamat pendidikan yang juga Wakil Rektor 1 UIN Raden Fattah (RF) ini menegaskan, usia pelajar merupakan usia yang masih sangat rentan akan pengaruh dari luar lingkungan sekolah. Sikap ingin tahu dan juga meniru prilaku tokoh dalam game online dikhawatirkan dapat merusak karakteristik dan perwatakan pelajar.
“Kita harus memikirkan bagaimana memberikan fasilitas games. Karena tidak dapat dipungkiri usia pelajar juga membutuhkan hiburan. Nah disinilah peranan orang tua dan pihak sekolah yang dapat membantu mencerahkan pemikiran akan nilai-nilai game online yang baik,” ujarnya.
Sirozi juga berharap, penyedia jasa game online harus lebih bijak membantu kelangsungan akan kesuksesan pelajar. “Banyak pelajar bolos sekolah, baiknya ini juga diperhatikan bagi pengusakan game online. Buka waktu bermain di siang hari usai pulang sekolah, kemudian pilihkan game yang permainannya tidak berdampak pada kekerasan dan lain sebagainya. Pemerintah dalam hal ini, juga kita harapkan dapat membantu pengawasan game online ini,” tandasnya. (rob/nik)

 
  1. https://palembang-pos.com/
  2. https://dongengkopi.id/
  3. https://jabarqr.id/
  4. https://wartapenilai.id/
  5. https://isrymedia.id/
  6. https://onemoreindonesia.id/
  7. https://yoyic.id/
  8. https://beritaatpm.id/
  9. https://kricom.id/
  10. https://kongreskebudayaandesa.id/
  11. https://www.centre-luxembourg.com/
  12. https://jaknaker.id/
  13. pencaker.id
  14. https://www.rytonfederation.org/
  15. tradition-jouet.com
  16. agriculture-ataunipress.org
  17. eastgeography-ataunipress.org
  18. literature-ataunipress.org
  19. midwifery-ataunipress.org
  20. planningdesign-ataunipress.org
  21. socialsciences-ataunipress.org
  22. communication-ataunipress.org
  23. surdurulebiliryasamkongresi.org
  24. surdurulebilirkentselgelisimagi.org
  25. www.kittiesnpitties.org
  26. www.scholargeek.org
  27. addegro.org
  28. www.afatasi.org
  29. www.teslaworkersunited.org
  30. www.communitylutheranchurch.org
  31. www.cc4animals.org
  32. allinoneconferences.org
  33. upk2020.org
  34. greenville-textile-heritage-society.org
  35. www.hervelleroux.com
  36. crotonsushi.com
  37. trainingbyicli.com
  38. www.illustratorsillustrated.com
  39. www.ramona-poenaru.org
  40. esphm2018.org
  41. www.startupinnovation.org
  42. www.paulsplace.org
  43. www.assuredwomenswellness.com
  44. aelclicpathfinder.com
  45. linerconcept.com
  46. puspresnas.id
  47. ubahlaku.id
  48. al-waie.id
  49. pencaker.id
  50. bpmcenter.org
  51. borobudurmarathon.id
  52. festivalpanji.id
  53. painews.id
  54. quantumbook.id
  55. radlab.org
  56. hutanpapua.id
  57. bangkutaman.id
  58. rmolsorong.id
  59. investigasi.id
  60. www.transloka.id
  61. www.desbud.id
  62. allnews.id
  63. karangtanjung-desa.id