PALEMBANG - Maraknya aksi kejahatan konvensioanl, berupa perampokan, begal motor, pencurian, pembunuhan, di Sumsel, membuat Polda Sumsel dan jajaran, akan melakukan tindakan tegas. Salah satunya dengan melakukan penembakan terukur terhadap tersangka yang membahayakan nyawa anggotanya, dan masyarakat. Hal tersebut ditegaskan
Kapolda Sumsel Irjend Pol Prof Iza Fadri, didampingi Kabid Humas Kombes Pol R Djarod Padakova, kemarin (11/3), pukul 14.00 WIB, saat press release operasi senpi 2015, di halaman Mapolda Sumsel. “Kita tidak mentolelir pelaku-pelaku kejahatan menggunakan senpi dan sajam, apa lagi mengancam keselamatan anggota dan masyarakat. Apabila membahayakan petugas, akan dilakukan tindakan tegas dan terukur melumpuhkan pelaku,” tegas Iza. Diterangkanya, sejauh ini Operasi Musi Senjata Api Rakitan (Senpira) 2015, yang digelar sejak 10 Februari hingga 3 Maret, sebanyak 81 senpira berhasil diamankan, serta 124 amunisi. Masing-masing senpi laras panjang 34 pucuk, dan pendek 47. Senpi itu diamankan dari 44 tersangka, baik tersangka curat, curas menggunakan senpi, pembuat dan pemilik senpi, termasuk juga serahan masyarakat. “Dari 44 tersangka itu, dua diantaranya yang ditembak mati, karena melawan petugas,” ujar Iza. Diterangkanya, kedepan operasi senpi terus dilakukan, termasuk melakukan langkah-langkah preventif dan preemtif, untuk menekan angka kriminalitas di Sumsel. Sejauh ini Polres jajaran dalam rangka menekan dan melakukan pencegahan tindak pidana, sudah bentuk operasi yakni UKL. Untuk Polresta Palembang, ada 30 titik UKL, dan Polres 5 titik. “Ini sudah berjalan, Unit Kecil Lengkap (UKL) disebar, untuk mengantisipasi kejahatan dan melakukan tindakan kepolisian,” katanya lagi. Disinggung langkah Polda Sumsel dalam menekan angka peredaran senpira kedepan? “Operasi salah satunya, dan menindaklanjuti adanya dugaan-dugaan para pengrajin senpira. Ini juga perlu diimbau kepada pengrajin dan masyarakat untuk menyerahkan senpi, sebelum Polri melakukan tugasnya (penangkapan,red),” imbau Iza. Begitu juga dengan keberadaan senpi rakitan, tentunya tidak lepas dari amunisi. Dari sebagian barang bukti, 100 persen amunisinya adalah organik. Ada kemungkinan amunisi tersebut dibeli dari aparat? “Ya, itu sebelumnya sudah pernah kita jawab, hal ini tentunya masih penyelidikan. Karena dari keterangan tersangka, mereka mendapatkan senpi dan amunisi dari warga sipil. Tapi kita tetap dalami terus, sejauh ini belum ada oknum yang terlibat atas kepemilikan senpira itu,” tambahnya. (day)
|