Real Madrid (3) Schalke (4)
Madrid - Real Madrid sulit melepaskan diri dari kutukan di bulan Maret ini. Buktinya, di laga ketiganya selama bulan ini, lagi-lagi tiga angka melayang dari Santiago Bernabeu, markasnya. Adalah Schalke 04 yang bisa memberikan rekor buruk Los Blancos di depan publiknya sendiri. Dalam leg kedua fase knockout Liga Champions dinihari kemarin (11/3), Real menyerah dalam drama tujuh gol. Tim tamu di luar dugaan dapat memberikan hukuman bagi Carlo Ancelotti, dengan kemenangan tipis 4-3 (2-2). Kekalahan ini menutup rekor tidak pernah kalah di Liga Champions selama 10 laga sejak musim lalu. Meski demikian, El Real tetap lolos ke babak berikutnya dengan agregat 5-4 atas Schalke. Dua gol Cristiano Ronaldo di menit ke-25 dan 45, plus Karim Benzema di menit ke-53, gagal menolong Real. Sebab, anak asuhan Roberto Di Matteo malah berhasil mengukir empat gol, masing-masing dari dua gol di antaranya menjadi sumbangan Klaas Jan Huntelaar menit ke-40 dan 84. Sedangkan dua lainnya diciptakan Christian Fuchs pada menit ke-20. Pemain muda Leroy Sane tidak mau ketinggalan dengan golnya pada menit ke-57. Untungnya, hasil minus ini tidak berpengaruh dengan langkah Real. Tiket menuju babak Delapan Besar tetap mereka kantongi dengan agregat 5-4 setelah menang 2-0 di leg pertama. Hanya, kekalahan ini sedikit mengingatkan Real bahwa kutukan untuk juara bertahan tetap berlaku bagi Iker Casillas dkk. Tampil di laga final pun tidak layak bagi tim juara bertahan Liga Champions ini. "Kami tidak akan lolos lebih jauh dari Delapan Besar, jika mengulangi permainan seperti ini," keluh Ancelotti kepada Teledeporte. Don Carlo layak untuk mengklaim seperti itu. Dari catatan statistic membuktikan, Real bukan hanya kalah dalam jumlah gol. Dari perbandingan ball possession saja tidak bisa mengungguli Benedikt Hoewedes dkk. Menurut statistic Soccerway, Schalke unggul 52 persen pengusaan bola. Catatan itu tidak banyak dilakukan oleh klub yang berhasil menodai Bernabeu. Atletico Madrid misalnya. September silam mereka memang bisa mengalahkan Real di Bernabeu dengan dua gol tanpa balas, tetapi penguasaan bolanya masih kalah dari Los Galacticos dengan hanya 40 persen. Lagi-lagi Ancelotti hanya mengucapkan maaf atas kekalahan di kandang sendiri ini. Dia beralasan, anak asuhnya sedang masuk dalam krisis konfidensi. "Problem itu kami dapat di semua aspek. Kegarangan, semangat juang, konsentrasi, baik menyerang ataupun saat bertahan," ungkapnya seperti yang dikutip dari Marca. Ancelotti menyebut timnya layak mendapatkan boo. Namun, untuk ke depan, dia berani menjamin anak asuhnya bakal move on. Terdekat saat menjamu Levante akhir pekan ini. "Saya masih percaya tim ini masih bisa meningkat, karena saya yang paham dengan apa yang mereka bisa, meski itu tidak terbukti saat ini," lanjutnya. Kekalahan atas The Royal Blues, julukan Schalke, melanjutkan hasil negative Real di dua laga sebelumnya. Seperti saat ditahan Villarreal 1-1 (2/3) dan tumbang di tangan Atletico Bilbao 0-1 (8/3). Akan tetapi, menurut Casillas, kekalahan dari Schalke-lah yang paling membuat mereka harus introspeksi. Drama di Bernabeu dianggapnya bukan standart permainan Real. Kepada AS, penjaga gawang berusia 33 tahun ini berharap bisa mengakhiri mimpi buruk Real dalam sepuluh hari terakhir. "Sekarang yang harus kami pikirkan adalah apa yang terjadi besok. Kami tidak harus menengok ke belakang, sebaliknya rekor 22 kemenangan harus bisa diraih kembali," koarnya. Casillas tidak menampik bahwa performa dirinya di bawah mistar juga ikut berpengaruh dengan hasil akhir. Terutama dengan blundernya yang berdampak pada gol pertama Hunter, julukan Huntelaar. Andaikan bola tidak lepas dari tangkapannya, mungkin hasil seri masih bisa dikejar. Setelah melihat permainan Real, Di Matteo sebagai juru racik Schalke pun bisa menilai bahwa Real sekarang tidak sekuat seperti saat mengusung La Decima musim lalu. Pelatih Italia itu pun lantas membandingkan bagaimana sempurnanya Real saat menyingkirkan Schalke musim lalu dengan agregat 9-2. Dikutip dari Daily Mail, Di Matteo masih menganggap Real sebagai ancaman bagi klub-klub kontestan Babak Delapan Besar lainnya. "Di balik hasil malam ini, apa yang mereka tunjukkan dalam dua leg sudah menjadi bukti. Malam ini, mereka hanya bisa membuat sedikit peluang, tapi bisa mendapatkan tiga gol, itu sudah jadi tanda betapa bahayanya mereka," tegasnya. (kie/ren)
|