Untuk Meningkatkan Harga Karet
PALEMBANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel diminta untuk campur tangan dalam mengatasi melemahnya harga karet seperti yang terjadi saat ini. Dengan adanya campur tangan pemerintah hendaknya bisa meningkatkan kembali harga karet ditingkat petani. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumsel, Permana, kepada wartawan koran ini, Kamis (12/3). “Seperti Thailand, karena ada campur tangan pemerintah untuk membeli karet swasta, pemerintah juga yang memfasilitasi ekspornya. Apakah Sumsel bisa seperti itu, saya pikir kenapa tidak. Tinggal lagi, komitmen dari para pelaku usaha, Kadinnya, Perkebunan, Perindag, dan pihak lainnya,” kata Permana. Ditegaskan Permana, beberapa waktu lalu, dirinya sudah menyampaikan kepada DPRD Sumsel untuk mendukung rencana tersebut. Sebab, menurut dia, paling tidak membutuhkan dana sekitar Rp 100 miliar untuk bisa membeli karet petani. Hal itu harus dilakukan semata-mata untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya petani karet. “Menurut saya, kalau itu merupakan sumber daya unggulan kita kenapa tidak. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu repot-repot memikirkan mencari pekerjaan, sembako, dan lain-lain. Apabila pemerintah mau membeli, maka harus disiapkan dananya yang mungkin mencapai Rp 100 miliar,” paparnya. Ditambahkannya, satu hal yang menjadi kendala ekspor karet Sumsel keluar yakni masih rendahnya kualitas yang dimiliki. Karet Sumsel masih kalah jauh dengan karet Thailand. Untuk itu, pihaknya ingin memperbaiki kualitas karet Sumsel dengan harapan bisa meningkatkan harga jual dipasaran. “Perlahan kita perbaiki secara bertahap mulai dari mekanismenya, karet bersihnya, karena karet kita masih kalah bersaing dengan karet Thailand. Kenapa karet Thailand lebih baik dan stabil serta memonopoli harga, karena pemerintahnya ikut campur,” katanya lagi. Menyikapi melemahnya harga karet ditingkat petani, Disperindag Sumsel menggelar Forum Group Discussion (FGD) dengan Bapepti Jakarta untuk melakukan pembahasan terkait jalan keluar untuk menyikapi produk karet Sumsel ke luar, walaupun sebenarnya harga karet komoditi ini didominasi oleh para pelaku usaha internasional. “Paling tidak muncul dari Sumsel way out (jalan keluar, red) yang terbaik. FGD merupakan analisis pasar untuk harga karet dunia. FGD ini melibatkan unsur akademisi, Gapkindo, pelaku usaha, Dinas Perkebunan, Perdagangan, Bapepti, saya yakin ada jalan keluarnya,” tutup Permana.(ety)
|