Siapkan Lapis Kedua, Lanjutkan Tugas Rizal

Palembang - Pascapenahanan dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terhadap Rizal Abdullah sebagai Ketua Komite Pembangunan Wisma Atlet Jakabaring, Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin langsung menyambanginya ke Rumah Tahanan Guntur. Dalam pertemuan tersebut, Alex sempat memberikan wejangan kepada bawahannya tersebut.
“Ya, isinya rahasia. Bahkan, sebenarnya saya sudah dari dulu memberikan wejangan untuk beliau, bukan pas sekarang saja,” ungkap Alex dihadapan wartawan, usai acara Sosialisasi Peraturan Bersama tentang Tata Cara Penyelesaian Penguasaan Tanah yang berada di Kawasan Hutan, di Auditorium Pemprov Sumsel, Jumat (13/3).
Dimata Alex, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (PU BM) Sumsel ini merupakan orang professional, berdedikasi tinggi, disiplin, pekerja keras, bahkan termasuk salah satu staf terbaiknya. Terlebih saat berada di Tim Penyelenggaraan SEA Games yang lalu, Rizal sangat luar biasa dalam bekerja.
“Kita merasakan kehilangan banyak, karena kejadian seperti ini. Saya sangat resfect kepada beliau. Tapi jangan salah, ini dugaan tidak bersalah sebelum dibuktikan oleh pengadilan belum tentu. Sebetulnya saya sangat sayangkan dan prihatin kejadian ini,” terang Alex.
Dalam kesempatan tersebut pula, Alex mengimbau kepada semua pihak untuk tidak membesar-besarkan pemberitaan soal penahanan Rizal Abdullah, dengan alasan menjaga perasaan pihak keluarga dan kerabatnya. “Coba kalian bayangkan, foto beliau berada diseluruh headline dimana-mana, bagaimana perasaan keluarganya. Kita dinginkan dulu suasana, nanti baru saya komentar,” tegasnya.
Disinggung soal pengganti Rizal, Alex mengaku telah menyiapkan lapis kedua, untuk melanjutkan tugas-tugas yang ditinggalkan Rizal Abdullah. Bahkan, tak hanya Rizal, dirinya telah menyiapkan lapis kedua, untuk seluruh pejabat dilingkungan Pemprov Sumsel. “Siapapun itu kita selalu siapkan lapis kedua,” ujarnya.
Ditambahkan Alex, sebelum ditahan oleh KPK, Rizal sudah mengajukan pensiun dini terlebih dahulu kepada dirinya. Dan hal tersebut disetujui Alex, karena Rizal telah mencukupi persyaratan untuk pensiun dini. “Seharusnya tiga tahun lagi. Dia sudah memenuhi persyaratan untuk mengajukan pensiun dini, salah satunya sekian tahun sudah mengabdi,” pungkasnya.

#Buka Kemungkinan Jerat Pejabat Lain
Sementara itu, KPK memastikan terus mengembangkan dugaan tindak pidana korupsi Wisma Atlet Sea Games dan Gedung Serbaguna Sumatera Selatan tahun 2010-2011. Kasus tersebut dipastikan tak berakhir pada Kepala Dinas PU BM Sumsel Rizal Abdullah, yang kemarin baru saja ditahan oleh lembaga antirasuah itu.
"Yang jelas, proses penyidikan masih berlanjut," ungkap Kabag Pemberitan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha, Jumat (13/3). Salah satu yang disinyalir terlibat dalam kasus ini adalah atasan Rizal Abdulah, yakni salah seorang oknum pejabat di Sumsel.
Meski belum diketahui kapan oknum pejabat itu akan kembali diperiksa, KPK tidak akan segan-segan menjeratnya, jika ditemukan minimal dua alat bukti. "Termasuk dalam pendalaman dan pengembangan, jika ditemukan bukti-bukti baru," tegas Priharsa.
Sebelumnya, Rizal Abdullah melalui kuasa hukumnya tak menampik ada janji fee sebesar 2,5 persen dari total nilai proyek dari PT Duta Graha Indah (PT DGI). Fee yang sama ditenggarai berlaku juga untuk oknum pejabat lain di Sumsel.
"Memang ada janji yang sifatnya bukan satu keharusan buat RA (Rizal Abdullah,red) atau oknum pejabat lain di Sumsel. Klien kami bilang di situ dikatakan bahwa untuk pembangunan wisma atlet," kata kuasa hukum Rizal, Arief Ramdhan di KPK, Jakarta, Kamis (12/3).
Arief pun memastikan bahwa kliennya tidak melindungi oknum pejabat lain di Sumsel. Menurutnya, Rizal siap memberi keterangan sesuai dengan apa yang diketahuinya. "Nggak berusaha nutupi atau melindungi seseorang. Kami nggak ada niat melindungi siapa-siapa ya dong, rugi dong," tandas dia.
Kasus ini merupakan pengembangan dari kasus korupsi proyek wisma atlet Sea Games, Palembang, dengan tersangka awal Muhammad Nazaruddin. Nazar saat itu mengeruk untung dari proyek wisma atlet dengan memenangkan PT DGI sebagai penggarap proyek.
Sebelum menjerat dan menjebloskan Rizal, KPK sudah lebih dulu memenjarakan Nazaruddin, Mindo Rosalina Manullang dan Bos PT Duta Graha Indah El-Idris, eks Sesmenpora Wafid Muharam. Oknum pejabat di Sumsel lain, berdasarkan fakta persidangan mereka, disebut-sebut menerima fee 2,5 persen dari Rp 191 miliar proyek Wisma Atlet. (ety/dil/jpnn)