PALEMBANG - Seperti biasa, air kembali menggenangi sejumlah wilayah di Kota Palembang. Itu, setelah Minggu (15/3), Palembang diguyur hujan lebih dari 3 jam. Genangan air yang terjadi, tak hanya terjadi di ruas jalan utama hingga memacetkan arus lalulintas, tapi juga sejumlah perkampungan warga. Dari pantauan, sejumlah ruas jalan yang tergenang air yakni sejumlah ruas Jalan Maysabara, Sekip Tengah, Sekip Ujung, dan sekitarnya. Selanjutnya ruas Jalan Jenderal Sudirman, Km 3,5, dan simpang Polda hingga air setinggi lutut orang dewasa.
Alhasil kendaraan yang melintas pun banyak yang mati mesin. ”Mogok Mas, kena banjir,” ujar seorang pengendara motor yang mencoba berteduh dibawah fly over sembari mendorong motornya. Kemudian, di Jalan Kolonel H Barlian di kawasan Km 5, Jalan R Soekamto, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Kapten A Rivai, Jalan Veteran, Perintis Kemerdekaan, Jalan Angkatan 45, dan kawasan Kenten, juga banjir. Selanjutnya, Jalan Alamsyah Ratu Prawira Negara, Kecamatan IB I, dan Gandus. Untuk di seberang ulu, ada beberapa wilayah banjir, diantaranya Jalan A Yani, depan Yaktapena. Selanjutnya, kawasan Pasar Pagi Silaberanti, serta Jalan Banten VI, Kelurahan 16 Ulu, Kecamatan SU II. Selain itu, ada juga Jalan Panca Usaha, Kecamatan SU I, yang juga tergenang air. Genangan air yang tingginya berkisar antara 10 sampe 30 centimeter tersebut, tak pelak mengganggu aktifitas lalulintas.
Seperti di kawasan Jalan Kolonel H Barlian, terjadi penumpukan kendaraan mulai dari kawasan Km 4 hingga Km 8. Kondisi lalulintas sendiri padat merayap. "Seperti biasalah, kalo hujan ya banjir. Seperti sudah jadi tradisi di Palembang. Tiap hujan banjir tiap hujan banjir," ujar Rido, salah seorang pengendara mobil, warga Plaju.
Sedangkan Dani, salah seorang pengendara motor mengatakan, karena luapan air, membuat laju kendaraannya terhambat. "Lagi macet ini, jalan merangkat. Padahal ada kerjaann jadi terlambat. Koq tidak ada selesainya masalah banjir ini. Tiap tahun masalah ini (banjir,Red) terus terjadi, tak ada solusi apa," tandas warga Pahlawan ini kesal. Senada dikatakan Cecep, warga Sukabangun II yang mengeluhkan, persoalan banjir yang tidak pernah selesai. "Persoalan klasik, yang penyelesaian juga klasik sehingga tidak pernah selesai. Memang Kota Palembang benar-benar kota air," ujarnya. Selain genangan air melanda sejumlah ruas jalan, juga melanda sejumlah perkampungan warga di hampir semua kecamatan. Antara lain Pahlawan dan sekitarnya, Sekip dan sekitarnya, Kenten dan sekitarnya, tanah Mas Km 12, dan sekitarnya dan sejumlah perkampungan lainnya.
Sementara pemerintah sendiri telah melakukan upaya dengan beberapa langkah yang salah satunya pembangunan kolam retensi dan pengerukan. Pantauan lainnya, di kawasan Sekip, nampak air sudah mengenang jalan, bahkan salah satu sekolah dasar yang berada dikawasan Pasar Sekip langsung tergenang air. Beruntung hujan yang mendera Kota Palembang ini terjadi di hari libur, hingga tak terjadi kemacetan yang parah, mengingat para pekerja dan anak sekolah kebanyakan berada di rumah. Sementara itu warga Jalan Kasnariansyah, RT 14/05, Kelurahan 20 Ilir D1, Kecamatan IT 1, juga mengeluhkan banjir. Bahkan salah satu rumah warga yakni Mei, mengaku air yang masuk ke rumah hingga setengah meter lebih. Selain dikarenakan hujan deras yang melanda, banjir yang terjadi di kawasan tersebut, lantaran adanya penutupan saluran air oleh pengelola Rusunawa. Dimana, mereka menutup gorong-gorong yang ada dengan pagar beton, tanpa memberikan akses jalannya air. ”Kalau hujan begini kami jadi susah, sebab saluran air yang ada sudah ditutup, warga sudah lapor RT, tapi tak ada tanggapan,” tukasnya. Terkait banjir tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PUBM-PSDA) Kota Palembang, Darma Budhy mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim untuk mengecek drainase atau saluran air, apakah ada yang tersumbat. Sebab, banyak sekali titik banjir yang terjadi dengan kedalaman yang bervariasi. Dan penyebabnya juga banyak. “Kita lihat memang masih ada saluran air yang tersumbat seperti di Jalan R Sukamto, Jalan Kolonel H Barlian, Jalan Soekarno Hatta dan lainnya,” jelas Budhy. Dia menambahkan, banjir juga diperparah dengan naiknya debit air sungai musi dikarenakan hujan juga turun dari hulu sungai seperti dari kabupaten Musi Rawas-Musi Banyuasin-Banyuasin dan mengalir ke kota Palembang. Oleh karena itu, warga yang berada di pinggiran Sungai Musi dan anak sungainya mengalami banjir karena ada luapan air. “Belum lagi kolam retensi yang ada tidak dapat menampung curah hujan yang tinggi sehingga meluap juga. Seperti di kolam retensi Simpang Polda, dan Jalan Mayor Ruslan,” ujarnya. Dia mengatakan, keberadaan tujuh unit pompa yang disiagakan juga belum mampu mengantisipasi genangan air yang terjadi. Dengan kompleksitas persoalan banjir di Palembang, ini lanjut Budhy pihaknya kian kesulitan. Terlebih jumlah pompa yang ada terbatas dan mengalami kendala. “Namun begitu kita, akan terus berupaya untuk meminimalisir banjir dan paling tidak mempercepat genangan air yang terjadi. Termasuk menjalin koordinasi dengan sejumlah pihak termasuk juga sedang persiapan untuk pembangunan rumah pompa di muara Sungai Bendung (Jalan Ali Gathmir,Red),” pungkasnya. (rob/vot)
|