Sempat Bersitegang Dengan Polisi Palembang, Palembang Pos.- Demo penolakan kenaikan BBM, mulai memanas. Kemarin, sekitar 700 mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (Ampera), sempat bersitegang dengan polisi yang mengawal. Bahkan, kedua belah pihak ini sempat dorong-dorongan dan baku pukul. Tak hanya itu, demonstran ini juga melakukan sweeping di kantor DPRD Sumsel, untuk mencari anggota dewan, yang tak satu pun menemui mereka. Hasilnya, baik ruang pribadi, ruang komisi maupun ruang pimpinan DPRD Sumsel, memang kosong.
Selain membawa spanduk protes kebijakan pemerintah, massa yang berasal dari KAMMI Sumsel, LMND, IMM, DKR, GMKI, Pemuda PUI, PMII, HMI cabang Palembang, Frabam, BEM IAIN, Binhus, Unsri, Stisipol dan Universitas Bina Darma ini, juga sempat membakar bakar dan membakar pocong bertuliskan Presiden SBY. Dorong-dorong antara massa dan polisi, saat mahasiswa membakar ban dan apinya nyaris mengenai atap depan ruang rapat paripurna DPRD Sumsel. Ketika akan dimatikan polisi, massa menghalangi, hingga terjadi dorong-dorongan dan sempat saling pukul. Beruntung, kedua belah pihak langsung menarik diri, hingga tak terjadi bentrok. Melihat situasi memanas, polisi menambah personel untuk mengamankan gedung dewan. Selanjutnya para demonstran meminta anggota DPRD Sumsel turun menemui mereka, dan ikut mendukung penolakan kenaikan BBM. Karena wakil rakyat tidak kunjung turun, para demonstran minta agar mereka diijinkan melakukan sweeping gedung dewan untuk mencari wakil rakyat. Setelah nego dengan polisi, massa diizinkan sweeping, dengan catatan hanya 20 orang perwakilan. Dengan dikawal aparat kepolisian dan Sat Pol PP, sekitar 20 orang mahasiswa melakukan sweeping gedung dewan yang dimulai dari ruang pribadi anggota dewan. Terkait kondisi ini Koordinator Aksi, Apriyadi mengatakan, apa yang terjadi saat ini sangat mengecewakan. “Jangankan saya, kalian juga tentu prihatin melihat kondisi ini. Dimana seluruh ruangan dewan sepi, tak satupun wakil rakyat yang hadir. Padahal mereka tahu saat ini ada banyak masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasinya,” tukas Apriyadi sembari mengajak seluruh masyarakat melakukan mosi tidak percaya terhadap kinerja dewan. Mengenai aksi lanjutan, Apriyadi mengatakan akan tetap melakukan aksi demo, bahkan untuk tanggal 1 April demonya lebih besar lagi. Disinggung soal aksi dorong-dorongan dengan aparat, Apriyadi menuturkan kalau mereka datang untuk aksi damai. Kalau ada dorongan itu pasti ada faktor penyebabnya. Usai melakukan sweeping, para demonstran membubarkan diri dengan tertib. Kabag Humas dan Protokol DPRD Sumsel, Masyito Rapdawati mengatakan, sebagai pegawai pihaknya menerima kedatangan demonstran. Namun pihaknya tidak bisa menghadirkan dewan, karena para wakil rakyat tersebut sedang melakukan kunjungan kerja di daerah-daerah. Kapolresta Palembang Kombes Pol Sabaruddin Ginting SIk MSi, mengatakan untuk mengamankan demo kali ini, pihaknya menerjunkan tiga kompi pasukan dibantu kekuatan lainnya. ‘’Dari kita tidak ada korban, tapi kita tidak mengharapkan kejadian tadi terulang. Awalnya kita mau memadamkan api yang membesar, namun direspon negatif,” katanya. Mengenai aksi bakar ban, Ginting menjelaskan sebetulnya tak diperbolehkan, karena dapat menggangu hak orang lain. Namun karena mereka menjamin tidak terjadi apa-apa, maka pihaknya mengizinkan. Lebih jauh Ginting mengajak seluruh masyarakat dan mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi dengan santun dan baik, sehingga tidak merugikan orang lain. Pantauan Palembang Pos, Sebelum mendatangi gedung dewan, massa berkumpul di bundaran air mancur, sekitar pukul 09.00 WIB. Sekitar dua jam mengumpulkan massa sambil berorasi penolakan BBM, akhirnya massa melanjutkan longmarch menuju gedung DPRD Sumsel. Longmarch panjang yang dilakukan sekitar 700 massa dengan melakukan orasi dan atribut lengkap ini menjadikan jalan menjadi macet, sehinnga terlihat kendaraan yang dari arah Ampera menuju Polda menggunakan akses jalan lainnya. Koordinator Aksi Al Adib Pratama mengatakan jika aksi yang dilakukan kemarin merupakan hasil rapat yang dilakukan pihaknya dengan Koordinator aksi dari oraganisasi kemahasiswaan yang ada di Palembang, Rabu malam. “Aksi hari ini merupakan kesepakatan tadi malam (Rabu malam, red). Bahkan massa kami hari ini lebih banyak, diantaranya dari Universitas Batu Raja, dari Unsri Inderalaya serta Universitas yang ada di Kota Palembang,” terang Al Adib. Selain kemacetan, aksi massa yang melakukan longmarch juga membuat sebagian toko-toko disepanjang Jenderal Sudirman terpaksa harus tutup. Ada sekitar sepuluh toko yang terlihat tertutup. Massa yang bergerak dari air mancur juga sempat berada ditengah-tengah simpang lampu merah RS RK Charitas sekitar 20 menit. Dengan membentuk lingkaran, massa pun membakar ban dan kardus-kardus bekas air minumnya. Kerumunan massa dan aksi bakar ban yang dilakukan tak ayal membuat kemacetan kendaraan dari arah Veteran, Polda, serta arah Kapten A Rivai. Polisi yang berjaga-jaga pun terlihat sibuk mengatur lalulintas. Selain menimbulkan kemacetan aksi pendemo dari berbagai Universitas dan organisasi kemahasiswaan itu menjadi tontonan pelajar yang baru pulang sekolah serta masyarakat yang berkendara. Puas berorasi ditengah lampu merah dan membakar ban, akhirnya massa melanjutkan longmarch ke gedung DPRD Sumsel. (del/cr03)
|