Loading ...
Creative

Cpanel


User1


User2


Kampung Baru, Legal atau Ilegal? PDF Print E-mail
Saturday, 31 March 2012 17:54

Dalam kehidupan masyarakat dimanapun, selalu terdapat penyimpangan-penyimpangan sosial, baik dilakukan secara sengaja maupun terpaksa. Fenomena tersebut tidak dapat dihindari. Sama seperti daerah lain di Indonesia, pemberantasan pelacuran begitu sulit dilakukan pemerintah.Kasus Esek-esek atau prostitusi juga melengkapi kehidupan di Kota Metropolis, termasuk Palembang. Di kota empek-empek ini, sebelumnya ada lokalisasi resmi yakni Teratai Putih atau Kampung Baru (KB), yang berlokasi di Jalan Kolonel H Barlian, Km 8,5, RT 28 dan RT 29, Kelurahan Sukarami, Kecamatan Sukarami.
Keberadaan kampung esek-esek ini ada sejak 1975-an dan resmi ditutup oleh pemerintah pada 2001 silam. Namun, penutupan itu tak berlaku atau hanya simbol. Diketahui, Surat Keputusan Gubernur Sumatera Selatan No. 573/2.000 Dinkesos tahun 2001, tentang Penutupan Kawasan Lokalisasi Teratai Putih, memang tak bisa dilaksanakan hingga saat ini. Transaksi seks di Kampung Baru ini terus saja berlangsung.
Mirisnya lagi, asumsi pengunjung alias laki-laki hidung belang masuk dikawasan tersebut aman, bahkan jarang di razia. Peredaran narkoba, minuman keras (miras) kerap kali menjadi santapan sehari-hari di kawasan itu dan seolah tak tersentuh hukum. Bahkan pengawasan maupun tindaklanjut dari pemerintah belum maksimal. Alhasil, timbul pertanyaan “Kampung Baru tanggungjawab siapa, ilegal atau legal”, tergantung masyarakat menyikapinya.
Aktifitas di dalam, siang hari tak menampakkan bahwa Kampung Baru adalah kampung lokalisasi, karena pekerja seks komersil (PSK) tinggal berbaur dengan masyarakat di sekitarnya. Bahkan sulit mengenali, mana yang PSK, mana warga sekitar. Soalnya, kawasan Kampung Baru layaknya suasana di pemukiman warga pada umumnya.
Tapi di malam hingga dini hari, kampung ini berubah menjadi lokalisasi yang sesungguhnya. PSK yang mengenakan pakaian “Setengah Bugil” menghiasi lorong-lorong pemukiman, duduk berjejer di depan rumah-rumah warga dengan dandanan menor. Para wanita malam ini, lebih kurang 90 persen didatangkan dari luar Sumsel.
Aktifitasnya juga beragam, wanita PSK-nya juga macam-macam, ada yang muda dan ada juga yang sudah ubanan. Tapi bedanya, Kampung Baru terkini sangat bising, karena banyaknya kafe-kafe.
Keberadaan rumah-rumah warga yang merangkap sebagai tempat bordil, namun tak ada yang berani terang-terangan. Tapi kebanyakan rumah warga dan tempat karaoke, kafe, diskotek bahkan wisma yang didalamnya menyediakan perempuan-perempuan pemuas nafsu dan kamar-kamar tempat melepas nafsu sesaat.
‘’Tarifnya beragam kak, ada yang murah Rp 60 ribu, Rp 100 ribu, sampe ratusan ribu, tergantung kualitas kamarnya. Seperti kebersihannya, ranjangnya sampai fasilitas seperti AC,” ungkap Merry (bukan nama sebenarnya), perempuan 20 tahun asal Jawa Barat ini.
Bisa dikatakan seluruh warga yang bermukim di Kampung Baru, bergantung pada bisnis prostitusi. Selain rumahnya yang dijadikan tempat mesum, mereka juga mengembangkan bisnis lain seperti rumah makan, counter, parkir dan warung, yang semuanya guna memenuhi kebutuhan tamu-tamu dan para PSK. “Dulu saya datang kesini sengaja melakoni pekerjaan pemuas nafsu laki-laki. Susah kak cari kerjaan. Saya juga jadi primadona, karena cantik,” ujar wanita berparas ayu itu.
Dijelaskannya, biasanya kalu weekend, KB ramai pengunjungnya. Selain menikmati musik remix di diskotek dan kafe, mereka juga kalau ingin melampiaskan nafsunya mudah dan aman tak ada razia. “Disini aman pak, mau mabok, mau “anu” tinggal teriak aja. Disini juga mau obat mudah, termasuk PSK tinggal pilih,” akunya blak-blakan.
Namun, dikatakan ibu satu anak ini, kalau dia bekerja hanya untuk mencari uang, bukan untuk menikmati hubungan layaknya surga dunia itu. Bahkan, ia sangat senang, kalau tamunya cepat atau ejekulasi dini. “Saya kak nak nuntut duit bae. Kalo nak bercinta secara utuh, aku dengan gendokan aku. Kalo biso 1-2 gesekan keluar, udah dapat duit, cuci dan nunggu lagi pengunjung,” terangnya seraya menenggak satu gelas bir hitam, saat ditemui di salah satu rumah bordil lengkap dengan kafenya itu. (cr04)

 
  1. https://palembang-pos.com/
  2. https://dongengkopi.id/
  3. https://jabarqr.id/
  4. https://wartapenilai.id/
  5. https://isrymedia.id/
  6. https://onemoreindonesia.id/
  7. https://yoyic.id/
  8. https://beritaatpm.id/
  9. https://kricom.id/
  10. https://kongreskebudayaandesa.id/
  11. https://www.centre-luxembourg.com/
  12. https://jaknaker.id/
  13. pencaker.id
  14. https://www.rytonfederation.org/
  15. tradition-jouet.com
  16. agriculture-ataunipress.org
  17. eastgeography-ataunipress.org
  18. literature-ataunipress.org
  19. midwifery-ataunipress.org
  20. planningdesign-ataunipress.org
  21. socialsciences-ataunipress.org
  22. communication-ataunipress.org
  23. surdurulebiliryasamkongresi.org
  24. surdurulebilirkentselgelisimagi.org
  25. www.kittiesnpitties.org
  26. www.scholargeek.org
  27. addegro.org
  28. www.afatasi.org
  29. www.teslaworkersunited.org
  30. www.communitylutheranchurch.org
  31. www.cc4animals.org
  32. allinoneconferences.org
  33. upk2020.org
  34. greenville-textile-heritage-society.org
  35. www.hervelleroux.com
  36. crotonsushi.com
  37. trainingbyicli.com
  38. www.illustratorsillustrated.com
  39. www.ramona-poenaru.org
  40. esphm2018.org
  41. www.startupinnovation.org
  42. www.paulsplace.org
  43. www.assuredwomenswellness.com
  44. aelclicpathfinder.com
  45. linerconcept.com
  46. puspresnas.id
  47. ubahlaku.id
  48. al-waie.id
  49. pencaker.id
  50. bpmcenter.org
  51. borobudurmarathon.id
  52. festivalpanji.id
  53. painews.id
  54. quantumbook.id
  55. radlab.org
  56. hutanpapua.id
  57. bangkutaman.id
  58. rmolsorong.id
  59. investigasi.id
  60. www.transloka.id
  61. www.desbud.id
  62. allnews.id
  63. karangtanjung-desa.id