Lahat, Palembang Pos.-
Belum hilang diingatan, tujuh warga Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, disapu Kereta Api (KA), kemarin, kembali terjadi hal serupa di Kabupaten Lahat. Sekitar pukul 06.30 WIB, giliran Luniati (30), Nita (20) dan Meli (3,5), disambar KA Sindang Marga dari Palembang menuju Lubuklinggau. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, Luniati harus mendapat perawatan di RSUD Lahat, karena mengalami luka robek bagian kepala, hingga tak sadarkan diri. Informasinya, sebelum kejadian, Luniati dibonceng saudarinya, Nita, juga Meli yang merupakan putri Nita, melaju dari tempat tinggal mereka di Desa Lubuk Lungkang, Kecamatan Kikim Selatan, Kabupaten Lahat.
Ketiganya berencana menuju pasar mingguan (kalangan, red), di Desa Babat Baru, Kecamatan Kikim Barat. Saat berada di perlintasan kereta wilayah Desa Penantian, Kecamatan Kikim Barat, diduga Nita tidak dapat mengendalikan laju sepeda motor Yamaha Vega yang dikendarainya.
Padahal, di depan sedang melintas kereta api Sidang Marga. Tanpa dapat berbuat banyak, kuda besi yang ditunggangi ketiganya langsung menghantam kereta. Ketiganya langsung terpental dari atas sepeda motor. Akibat kejadian itu, korban Luniati mengalami luka robek di kepala, hingga tak sadarkan diri. Sedangkan Nita dan putrinya Meli, tidak mengalami luka serius.
Dimintai keterangan, Tanhar (35), kerabat korban mengatakan, tidak ada saksi mata yang melihat dengan jelas kejadian itu. Sebab, suasana dalam keadaan sepi. Warga sekitar lokasi kejadian memberikan pertolongan, setelah salah satu korban berteriak minta tolong. “Dak katek yang jingok makmano kejadiannyo. Nita samo anaknyo cuma luko lecet bae, tapi Luniati belum sadar,” ujarnya di RSUD Lahat, kemarin.
Terpisah, Kepala Stasiun Saung Naga, Kikim Barat, Edi Aprizal membenarkan kejadian itu. Menurutnya, informasi yang diterima pihaknya, dalam kejadian itu korban menabrak kereta sedang melaju. “Perkiraan kami, korban melaju dalam kecepatan tinggi, hingga tidak dapat mengendalikan laju sepeda dan berujung menghantam gerbong kereta,” jelasnya dihubungi via ponsel, kemarin.

#Minim Palang Perlintasan
Sementara itu, maraknya warga Lahat yang menjadi korban kecelakaan Kereta Api mendapat perhatian dari kalangan wakil rakyat. Menurut Wakil Ketua III DPRD Lahat, Sri Marheni SH, Pemkab Lahat dan PT KAI seharusnya duduk satu meja membahas keberadaan palang pintu perlintasan ini.
Termasuk menempatkan petugas jaga di pos-pos perlintasan. Meskipun demikian, politisi Partai Bintang Reformasi (PBR) ini tidak sepenuhnya menyalahkan pemerintah yang lamban untuk tanggap menanggulangi permasalahan ini. “Minimnya kesadaran masyarakat yang bermukim ataupun melintas di pintu perlintasan, juga menjadi perhatian bersama,” tegas Sri Marheni, kemarin (02/04).
Dirinya mengakui, beberapa titik perlintasan di kecamatan masih banyak yang belum memiliki palang pintu ataupun pos penjagaan. Langkah awal, terkadang inisiatif masyarakat muncul untuk membangun pintu perlintasan itu dengan sendirinya. “Sayangnya justru masyarakat kerap mengabaikan peringatan itu. Bahkan, beberapa waktu lalu, peristiwa tewasnya warga Merapi yang sengaja duduk di atas rel sembari melihat aksi balap liar harus dijadikan pelajaran,” ujarnya. (cr05)