Jepara, Palembang Pos.-
PT Mitra Bola Indonesia (PT MBI) bungkam. PT MBI sebagai konsorsium sembilan klub kontestan Indonesia Premier League (IPL), tidak mau mengkonfirmasi segala tunggakan kepada klub-klub IPL. Beny Kunto selaku CEO PT MBI, tidak bisa dikonfirmasi baik via telepon atau SMS terkait masalah yang dialami sebagian besar klub-klub IPL.
Adapun sembilan klub yang terikat langsung dengan PT MBI di antaranya ada Persebaya Surabaya, Persibo Bojonegoro, Persiba Bantul, PSM Makassar. Sementara sisanya adalah Persiraja Banda Aceh, Persema Malang, Persija Jakarta, Persijap Jepara, dan PSMS Medan. Sebagian besar klub-klub di atas, mengalami penunggakan saluran dana masing-masing empat sampai lima bulan lamanya.
Sementara itu, CEO Persijap, Adjie Damara, menyampaikan jika sampai saat ini masih belum ada titik terang soal tunggakan tersebut. Jika ditotal lima bulan tunggakan yang dilakukan PT MBI, total biaya yang seharusnya didistribusikan kepada pihak Laskar Kalinyamat, julukan Persijap, adalah Rp 3 miliar lebih.
“Masih belum ada pembayaran sampai saat ini. Hanya saja, pihak konsorsium masih berjanji akan tetap melaksanakan kewajibannya. Sudah lima bulan belum dibayar. Satu bulannya Rp 650 juta, jadi totalnya Rp 3 miliar lebih,” ungkap Adjie, saat dihubungi.
Senada dengan apa yang disampaikan manajemen Persijap, pihak Persibo pun seolah setali tiga uang dengan penderitaan yang dialami Persijap. Pihak Persibo juga menyampaikan, sampai saat ini belum ada kejelasan sama sekali dari pihak konsorsium untuk menyelesaikan berbagai tunggakan yang selama ini terjadi.
Jika Persijap ditotal yang belum dibayarkan mencapai Rp 3 miliar lebih, untuk Laskar Angling Darma, julukan Persibo, bisa dikalikan Rp 800 juta selama lima bulan lamanya. Hal itu belum termasuk tunggakan hotel dan lain-lain.
“Sampai detik ini belum ada penyelesaian sama sekali. Kemarin, asisten pelatih kami sempat menyambangi pihak konsorsium dan dia meminta kejelasan. Tapi seperti yang diduga, belum ada kabar baik,” papar Media Officer Persibo, Imam Nur Cahyo.
Imam pun seolah menyayangkan sikap CEO Persibo, Fery Kodrat. Dirinya menilai Fery seperti lepas tangan dalam penyelesaian masalah yang dialami klub kebanggaan masyarakat Bojonegoro tersebut. Sampai saat ini, Fery sendiri cenderung sulit untuk dihubungi dalam menanyakan nasib Samsul Arif Munip dkk kedepannya.
“CEO sendiri tidak bisa berbuat apa-apa sejauh ini. Malahan saya cendrung melihat, jika CEO sendiri adalah boneka dari pihak konsorsium. Malahan yang lebih parah sekarang CEO sulit untuk dihubungi. Padahal selama ini, kami hanya bisa menanyakan hal-hal semacam ini kepada CEO,” tandasnya. (kie/dbs)