Hujan deras yang mengguyur Kota Martapura dan sekitarnya, selama hampir 9 jam sejak pukul 12.30 WIB, dinihari hingga pukul 10.00 WIB, kemarin (8/4), membuat air Sungai Komering meluap. Akibatnya, warga yang tinggal di kawasan sekitar bantaran khawatir terjadinya banjir. “Takut juga, kalau-kalau terjadi banjir. Itulah sebabnya, kami bersiaga di sini dengan memindahkan seluruh
perabotan elektronik maupun barang berharga ke areal lebih tinggi,” aku Sendi, warga Tanjung Kemala, Martapura yang tinggal dekat bantaran sungai. Dikatakan Sendi, hujan malam hingga dinihari memang terbilang cukup lama. Bahkan hingga sampai pukul 10 pagi, hujan juga belum kunjung reda. Kondisi tersebut, ditambah kilatan petir yang saling menyambar membuat warga terbangun. Senada Hendra (45), warga lainnya. Menurutnya, musim penghujan wilayah tempat tinggalnya cenderung jadi langganan banjir. “Jadi saat turun hujan turun, kita langsung siaga, terutama uintuk menyelamatkan perabotan agar tidak terendam banjir,” tandasnya. Tak hanya itu, curah hujan yang tinggi juga melumpuhkan perekonomian warga sekitar khususnya yang berprofesi sebagai penambang pasir dan koral. “Bagaimana kami mau bekerja (mengangkut pasir dan koral,Red) kalau airnya pasang seperti ini,” ujarnya sedikit mengeluh. Sementara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD OKUT, Darlizar Effendi, saat dikonfirmasi mengatakan, debit ketinggian air khususnya di Sungai Komering kini sudah mencapai 120,23 cm dari permukaan. “Namun ini sebenarnya masih terbilang normal tapi kita tetap menyiagakan petugas jika terjadi banjir dadakan,” tegasnya. Selain itu, pihaknya juga mengintensifkan koordinasi dengan penjaga air di Jagaraga untuk memantau debit ketinggian air. “Kita juga menurunkan Tim unsur komando selama 24 jam untuk juga memantau perkembangan cuaca khususnya curah hujan,” pungkas Darlizar. (rob)
|