SMB II - Keberangkatan Jemaah Calon Haji (JCH) kloter VIII yang berasal dari Palembang, kemarin tertunda 10 jam. Pasalnya, pesawat Garuda Indonesia yang mengangkut JCH mengalami kebocoran pada sayap kanan. JCH kloter VIII yang berangkat ini berjumlah 358 orang dari 4 KBIH yakni Ar-Rahma, Al-Muhajirin, Tawakal, dan Mandiri. Yang mengalami resiko tinggi penyakit sebanyak 150 JCH, sedangkan risti usia sebanyak 81 JCH.
Humas Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Sumsel Saefudi Latief melalui staf Qudus mengatakan, berdasarkan jadwal, keberangkatan JCH kloter VIII dilakukan pada pukul 11.00 WIB. Oleh karena itu, pada pukul 10.30 WIB, JCH sudah memasuki pesawat.
"Ketika jemaah sudah berada di dalam pesawat, ternyata ada kebocoran pada sayap kanan pesawat," ujarnya, kemarin.
Setelah dilakukan koordinasi dengan pihak Garuda, sambung Qudus, karena akan dilakukan perbaikan akhirnya pihak Garuda meminta JCH keluar pesawat. "Awalnya JCH diminta beristirahat di bandara karena diperkirakan perbaikan tidak memakan waktu lama. Tapi ternyata perbaikannya diperkirakan memakan waktu hingga 4-6 jam. Oleh karena itu, pihak Angkasa Pura (AP) II membolehkan JCH kembali lagi ke asrama haji dengan pertimbangan para jemaah dapat beristirahat," terangnya.
Dia menjelaskan, berdasarkan informasi yang diterimanya pada sore hari ini (red, kemarin), keberangkatan JCH baru dapat dilakukan pada pukul 21.00 WIB. Sehingga akan dilakukan kembali pengecekan ulang terhadap barang bawaan JCH.
"Sebelum JCH menuju bandara akan dilakukan pengecekan kembali barang bawaan JCH. Ini bertujuan untuk mengantisipasi jemaah membawa barang-barang yang diperbolehkan seperti benda tajam," tutur Qudus.
Qudus mengungkapkan, selama penundaan keberangkatan, makan JCH ditanggung oleh pihak Garuda. Bahkan denda keterlambatan di Bendara King Abdul Aziz juga menjadi tanggungjawab Garuda. "Garuda siap mempertanggungjawabkan penundaan keberangkatan ini dengan membayar denda keterlambataan," bebernya.
Dia menambahkan, JCH kloter VIII yang berangkat berjumlah 358 JCH. Yang mengalami resiko tinggi penyakit sebanyak 150 JCH, sedangkan risti usia sebanyak 81 JCH."Jadi total ristinya sebanyak 231 JCH," tandasnya.
Sementara itu General Manager Garuda Indonesia cabang Palembang Hasymi, membenarkan kejadian tersebut. Untuk memperbaiki kondisi pesawat kembali normal memang memakan waktu cukup lama, sehingga penumpang diharapkan dapat bersabar.
“Betul, kita juga tidak ingin suatu hal yang terjadi kepada penumpang makanya kita tundang keberangkatan dan melakukan perbaikan. Sebenarnya perbaikan tersebut rutin dilakukan, sebelum keberangkatan kami selalu mengecek kondisi pesawat apakah layak untuk berangkat, hanya saja kesalahan teknik memang kerap kali terjadi,” paparnya saat dihubungi Palembang Pos via ponselnya.
Sementara Ketua Kloter VIII, Untung Gufnir mengaku sangat bersyukur karena masih dilindungi Allah SWT, sebab kerusakan cepat diketahui sebelum pesawat berangkat.
“Alhamdulillah, kami semua masih dalam perlindungan Allah SWT. Kami anggap ini sebagai ujian sebelum keberangkatan kami ke tanah suci, kami ambil hikmahnya. Tapi, mudah-mudahan kejadian seperti tidak terulang lagi pada kloter-kloter selanjutnya,” harapnya. (ati/nik)