PALEMBANG - Bukan rahasia umum, jika sebagian penjara di negeri ini dikenal sebagai tempat subur para sindikat narkotika termasuk di Sumsel. Bisnis jual beli barang haram ini diduga dikendalikan para napi dari dalam penjara melalui handphone (HP). Bahkan praktik ilegal dibalik jeruji besi itu, terus menjadi sorotan masyarakat luas dan seakan berlangsungaman.
Peredaran barang haram yang nilainya jutaan bahkan miliaran rupiah tersebut masih berjalan mulus, bahkan bisnis ini diduga melibatkan petugas penjara atau sipir (Polsuspas,red). Mirisnya lagi, ada beberapa oknum sipir yang nekat menjadi kurir narkoba. Semuanya bisa diatur lewat suap. Napi membutuhkan jaminan keamanan atas kejahatan yang dilakukan di hotel prodeo. Bagaiman tidak, jangankan handphone, barnag haram tersebut pun beredar di dalam lapas atau rutan, lengkap dengan perlengkapan atau alat hisap sabu.
Potret buram di balik tembok penjara itulah yang mendorong bahwa penjara kini sudah jadi tempat bisnis barang haram dan semacam sekolah bagi para pelaku kriminal. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) atau Rumah Tahanan (Rutan), bukan tempat membuat jera, malah jadi tempat produksi dan distribusi barang terlarang serta penggeraknya adalah para napi yang ditahan, kebanyakan terkait kasus narkoba.
Penjara seharusnya bisa menjadi tempat refleksi sekaligus bertaubat atas kejahatan yang pernah dilakukan, bukan sebaliknya terpidana menjalankan aksi tindakan yang melanggar hukum.
Terbukti beberapa peredaran narkoba di Lapas Merah Mata serta Rutan Klas IA Palembang atau Rutan Pakjo, Rabu (11/04), sekitar pukul 08.30 WIB, tiga napi tertangkap tangan menyimpan sabu-sabu lengkap dengan peralatan hisap sabu di kamar masing-masing. Barang bukti sebanyak 11 paket sabu-sabu lengkap dengan peralatan penghisap sabu dan puluhan handphone.
Terkait kasus itu, Kepala Rutan Pakjo Taufiqurrahman mengatakan untuk memutus rantai peredaran narkoba, pihaknya terus melakukan razia rutin dan itu sudah berjalan. Hanya saja, untuk memutus lingkaran setan antara jaringan narkoba para napi perlu dilakukan dengan gencar. Peredaraan narkoba di lingkungan lapas atau rutan sudah menjadi masalah krusial, sehingga penanganannya berlarut-larut.
“Tentunya untuk menekan tindakan itu, kita akan lakukan razia rutin. Dan itu sudah berjalan, termasuk barang bukti yang kita sita kemarin dan sudah dimusnahkan itu dari hasil razia yang kita gelar,” jelasnya.
Mengenai banyaknya telepon genggam yang masuk di Rutan, Taufiq menuturkan, ke depan pihaknya akan melakukan pemeriksaan dan penggeledahan terhadap pengunjung yang datang. Bisa saja handphone yang masuk ke kamar napi melalui pengunjung, termasuk bekerjasama dengan petugas.
“Itu akan kita pantau dan selidiki terus, tidak tertutup kemungkinan ada oknum petugas yang ikut bekerjasama kepemilikan HP itu. Bagi siapa saja yang terlibat akan kita tindak tegas,” tegasnya. (cr04)