Loading ...
Creative

Cpanel


User1


User2


Air Sumur Mas Bisa Dongkrak Karir dan Jabatan PDF Print E-mail
Thursday, 24 January 2013 15:03

BERAWAL dari cerita seorang teman seputar sumur yang airnya diyakini memiliki kekeramatan. Cerita semacam ini tentu saja bukan hal baru, tetapi cerita tentang air sumur ini menjadi menarik lantaran orang-orang yang mengambil airnya bertujuan untuk urusan karir, kedudukan dan jabatan. Mereka yang ingin menjadi lurah, camat, bupati, gubernur, wakil rakyat atau presiden, berbondong-bondong datang ke sumur ini untuk mengambil karomahnya.
Banyumas merupakan surga wisata alam dan budaya di Jawa Tengah bagian Barat. Beragam pesona tersebar di sejumlah wilayah, terutama di tiga kecamatan yakni Baturaden, Wangon dan Banyumas. Di antara tiga kecamatan tersebut, Baturaden dikenal sebagai salah satu tujuan wisata di Kabupaten Banyumas yang memang kaya keindahan panorama hutan di kaki Gunung Slamet. Di Baturaden terdapat 2 obyek wisata, yakni lokawisata dan wanawisata. Sedangkan di Kecamatan Banyumas terdapat berbagai wisata religi dan budaya berupa Pesarean Dawuhan, Sumur atau Sendang Mas, Museum Wayang, Masjid Nur Sulaiman dan Klenteng Boen Tek Bio.
Pesarean Dawuhan merupakan kompleks pemakaman para mantan bupati Banyumas, salah satunya bupati pertama yakni Raden Joko Kahiman.

Dalem Kadipaten
Dalem Kadipaten Banyumas (Pendopo Si Panji) diperkirakan mulai dibangun pasca Perjanjian Giyanti tahun 1755, yaitu pada saat Bupati Banyumas, Raden Tumenggung Yudanegara III diangkat menjadi Patih Sultan Yogyakarta bergelar Danureja I.
Dalem Kadipaten Banyumas memiliki ciri perpaduan antara Barat (Belanda) dan Timur (Jawa). Dari keseluruhan bangunan ini, bagian-bagian yang bercirikan budaya Jawa dapat dijumpai pada falsafah Jawa yang tertuang pada wujud fisik bangunan. Ajaran sinkretis yang mempengaruhi falsafah Jawa berimbas pada bangunan fisik mulai dari alun-alun, 4 pintu di keempat arah mata angin, bangunan pendopo, serta penataan ruang di Dalem Kadipaten, seperti adanya ruang-ruang yang ditengarai sebagai longkangan, dalem ageng, griya ageng, boga sasana, senthong kiwa, senthong tengen, bale peni, bale warni, pringgitan dan tamansari. Adapun gaya khas Barat dapat dijumpai pada wujud fisik bangunan lantai, ornamen dan ragam desain interiornya.
Dalem Kadipaten ini berada di sebelah Selatan alun-alun Banyumas. Di sebelah Barat alun-alun terdapat Masjid Nur Sulaiman yang dibangun tahun 1755 dengan Kyai Nur Daiman sebagai arsitek sekaligus Penghulu pertama. Masjid tertua di Banyumas ini dibangun setelah pembangunan Pendopo Si Panji. Masjid ini juga merupakan salah satu cagar budaya.
Di dalam kompleks Kadipaten terdapat Museum Wayang. Museum ini mengoleksi berbagai jenis wayang yang ada di Indonesia, khususnya Jawa. Museum ini merupakan salah satu tujuan wisata budaya. Sekitar 300 meter di belakang Pendopo terdapat Kelenteng Boen Tek Bio yang merupakan kelenteng tertua di Kabupaten Banyumas. Keberadaan kelenteng ini turut melengkapi pesona wisata religi di wilayah ini. Adapun Sumur Mas yang menjadi objek jelajah kami kali ini terletak di bagian belakang Dalem Kadipaten, Desa Sudagaran, Kecamatan Banyumas atau sekira 20 kilometer dari Purwokerto, pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas. Dari nama Sumur Mas inilah asal-usul nama daerah Banyumas (air emas, Bahasa Jawa).

Sumur Mas
Sejauh ini tidak diketahui secara pasti kapan dan bagaimana Sumur Mas itu dibuat. Tidak ada bukti otentik yang menyebutkannya. Berdasarkan tutur masyarakat, sumur itu dipercaya sudah ada sebelum berdirinya Kabupaten Banyumas. Uniknya, sumur ini hanya berdiameter beberapa sentimeter saja. Diameternya tak sebanding dengan diameter sumur pada umumnya.
“Sumur itu dibuat oleh orang-orang yang pertama kali menempati Banyumas. Mereka membabat hutan untuk dijadikan hunian. Mereka juga membuat sumur untuk keperluan sehari-hari. Sejak itulah tempat ini ramai dihuni orang. Mungkin pada masa itu air Sumur Mas hanya untuk keperluan biasa. Tidak ada yang mengeramatkan,” kata Darsun (78 tahun), juru kunci Sumur Mas.
Menurut cerita, kata dia, warna air sumur itu terlihat memancar seperti cahaya emas. Warnanya bersinar kekuningan. Istilah mas atau emas itu tidak diketahui pasti asal mulanya. Apakah karena airnya bersinar keemasan atau ada emas di dalam sumur itu.
Bisa juga dulunya sumur itu merupakan sumur satu-satunya yang dimanfaatkan penduduk yang paling awal menempati Banyumas. Atau mungkin mereka yang memanfaatkan air sumur itu memperoleh kegemilangan hidup, karir dan jabatan tinggi dan lain-lain, yang kemudian disimbolkan dengan istilah emas (keemasan). Lebih jauh dikatakan, diameter sumur yang hanya beberapa sentimeter ini menimbulkan pertanyaan bagaimana orang-orang di zaman dulu memanfaatkan air sumur ini.
“Saya sering ditanya para peziarah seputar kecilnya diameter sumur ini. Jujur saja, saya tidak tahu jawabannya. Ada yang mengatakan sumur ini tadinya berukuran biasa. Lalu mengecil seperti ukuran yang sekarang ini. Untuk mengambil airnya saja sulit. Tetapi justru banyak orang yang menginginkan airnya,” katanya lagi.

Raih Jabatan dan Karir
Air Sumur Mas diyakini dapat memberikan berkah bagi para peziarah. Mereka datang dari penjuru tanah air, khususnya Jawa. Biasanya mereka datang pada hari Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon. Peziarah datang dengan berbagai hajatnya masing-masing. Ada yang berharap dapat jodoh, kesehatan, usahanya maju, cepat naik pangkat dan jabatan, dan lain-lain.
Menurut Darsun, hajat yang paling menonjol dari peziarah yang mengambil air Sumur Mas adalah berharap mendapatkan berkah berupa kenaikan karir, kedudukan atau jabatan. Umumnya mereka bekerja di pemerintahan, perusahaan dalam negeri atau swasta.
Dia memberi contoh, pegawai negeri yang ingin pangkat golongannya naik, karyawan perusahaan yang ingin jabatannya naik dan orang-orang yang ingin menjadi wakil rakyat (DPR dan DPRD) datang mengambil air Sumur Mas. Ada pula artis yang ingin terkenal datang meminum airnya.
“Umumnya mereka memang hanya mengambil airnya saja, lalu pulang. Tetapi ada juga yang digunakan untuk mandi di sini. Tidak sedikit di antara mereka yang tirakat di dekat Sumur Mas sambil membawa ubo rampe," lanjutnya.
Selanjutnya dikatakan, mereka yang berhasil memperoleh keinginan biasanya datang lagi dan menceritakan keberhasilannya itu. Menurut dia, mereka yang datang ada yang ingin menjadi lurah, camat, kepala desa, anggota legislatif atau ikut pilkada menjadi bupati atau gubernur. Ada juga yang mengaku utusan dari tokoh yang ingin menjadi orang nomor satu di negeri ini.
Orang-orang yang datang mengambil air tidak selalu tokoh yang bersangkutan. Tetapi mengaku utusan dari tokoh A atau B, mereka minta diambilkan airnya. Sedangkan tokoh yang bersangkutan tidak datang. “Buku tamu ini dibuat atas usulan mahasiswa yang sedang melakukan studi di tempat ini," ujarnya sambil menyerahkan beberapa buku tulis berukuran besar (buku kas pembukuan).
Beberapa nama yang tercatat diberi tanda atau sekadar diberi kode tertentu. Rupanya, pria yang memiliki 7 anak dan 20 cucu ini cukup cerdik juga. Nama-nama yang diberi tanda itu biasanya punya hajat atau keinginan khusus. “Orang ini ingin menjadi wakil rakyat dan dia sudah terpilih 2 kali,” katanya sambil menunjuk salah satu nama diantara ribuan nama yang ada.
Lebih jauh dikatakan, orang-orang terkenal (publik figur) yang datang, baik itu politisi, artis, dan lain-lain, biasanya tidak mau menulis buku tamu. Tetapi Darsun cukup mengenali beberapa sosok tokoh publik tersebut karena sering melihatnya di televisi. Darsun menyebutkan beberapa nama. Diantaranya Mayangsari, artis cantik yang namanya sempat menjadi headline berbagai media.

Kanjeng Eyang Panji Cokrobuwono
Darsun mengisahkan, sejak muda dirinya sudah mengetahui mengenai karomah air Sumur Mas. Meski begitu, dia tidak mengetahui secara persis apa yang menyebabkan sumur itu menjadi pilihan bagi orang-orang yang mengingkan karir dan jabatan.
“Saya baru percaya setelah mengalami peristiwa aneh,” kenangnya.
Suatu malam Darsun tidur di teras belakang Dalem Kadipaten di dekat Sumur Mas. Antara sadar dan tidak, dirinya merasa ada yang mengguncang tubuhnya. Darsun pun bangun dan duduk sambil bersandar di tembok. Masih dalam keadaan mengantuk, dia melihat seberkas asap putih keluar dari dalam sumur. Sesaat kemudian, asap itu berubah wujudnya menjadi manusia.
Darsun menatap ke arah sosok pria berjubah putih dengan sorban dikepalanya yang berdiri persis dihadapannya. Pria bersorban itu memberikan bunga Wijayakusuma. sambil mengeluarkan kata-kata bernada nasehat kepada Darsun. Beberapa saat kemudian pria itu pun menghilang.
“Saya sempat heran dengan peristiwa yang saya alami. Saya seperti terkesima melihat penampilan sosok yang gagah itu. Apalagi kata-kata yang diucapkan sangat bijak persis seorang ulama atau kyai. Dia memerkenalkan dirinya bernama Kanjeng Eyang Panji Cokrobuwono,” kenang Darsun.
Setelah kesadarannya pulih, dia tersentak kaget. Secara refleksi matanya melihat telapak tangannya. Tetapi bunga Wijayakusuma yang diberikan tidak ada. Padahal posisi tangannya masih tegak seperti sedang memegang sesuatu.
Sebagaimana diketahui, dalam bahasa Jawa, Wijayakusuma bermakna kemenangan atau lambang kemenangan dan kejayaan. Bunga ini memiliki mitos yang panjang. Bagi raja-raja Mataram yang baru dinobatkan, tidak akan sah diakui sebagai raja, baik dunia nyata ataupun gaib, sebelum berhasil memetik dan mendapatkan bunga Wijayakusuma untuk dijadikan Pusaka Keraton. Diyakini pula, siapapun yang bisa memiliki bunga wijayakusuma, kelak akan menurunkan raja-raja yang besar dan lama berkuasa di Tanah Jawa. Karena itu Wijayakusuma menjadi kembang raja-raja Jawa.
Panglima Besar Jenderal Soedirman (sebelum masuk militer) memberi nama koperasi yang didirikannya Persatuan Koperasi Indonesia Wijayakusuma. Bunga Wijayakusuma juga menjadi salah satu lambang dari wilayah Banyumasan dan sekitarnya.

Wangsit Gaib Sang Bupati
Benarkah air Sumur Mas dapat mendongkrak karir dan jabatan? Jawaban terhadap pertanyaan ini memang tidak mudah. Hal itu lebih disebabkan tipikal orang-orang yang pernah datang mengambil air Sumur Mas dikategorikan intelektual, bersikap modern dan cenderung tidak percaya hal-hal mistik.
Dalam kenyataannya, orang-orang tersebut datang meski secara diam-diam. Terkadang malah ada yang datang malam hari agar tidak dikenali orang. Sebenarnya wajar saja jika mereka tidak ingin kedatangannya dikenali orang. Mereka itu orang-orang yang dalam kehidupan sosialnya bersikap rasional. Tentu harga dirinya akan runtuh jika dikemudian hari diketahui karir dan jabatannya naik hanya karena mengambil air Sumur Mas.
Darsun mengungkapkan dirinya sering mendapat telpon dari pejabat yang pernah datang. Selain uluk salam, mereka juga berterima kasih. Meski ucapan itu sekadar basa basi belaka. Ada pula yang datang dan bersilaturahmi sambil mengatakan hajatnya berhasil.
Darsun sedikit bercerita bahwa ada politisi yang berhasil terpilih menjadi wakil rakyat, setelah mengambil air Sumur Mas. Sebuah keunikan yang belum lama terjadi adalah pro kontra seputar pembuatan sumur baru. Di dalam ruang Dalem Kadipaten terdapat sebuah sumur baru yang dibangun atas perintah Bupati Banyumas saat ini, Mardjoko. Konon beliau mendapat wangsit gaib dalam bentuk mimpi agar membangun sebuah sumur di dalam salah satu ruang Pendopo Kecamatan tersebut.
Wangsit gaib tersebut oleh Bupati Mardjoko direalisasikan pembangunannya. Tentu saja sikap ini mendapat reaksi keras dari berbagai elemen masyarakat, mengingat didekatnya ada sumur peninggalan leluhur yang dikeramatkan dan dijaga kelestariannya. Tidak diketahui secara pasti alasan persisnya Sang Bupati membuat sumur baru itu.
Sebagaimana tampak dalam gambar, letak sumur itu terasa janggal berada di dalam ruangan yang biasanya untuk rapat tersebut. Apalagi berjarak hanya sekira 10 meter dari Sumur Mas. Tentu saja air dalam sumur baru tersebut berada dalam reservoir yang sama dengan sumur mas.
Meski tidak diketahui pasti manfaat sumur baru itu, namun keinginan Sang Bupati membuat sumur yang didasarkan atas sebuah wangsit gaib malah menimbulkan spekulasi Sang Bupati ini pernah memanfaatkan kekeramatan air Sumur Mas sebelum beliau menjabat bupati.
Boleh jadi, setelah keinginannya menjadi bupati tercapai, lalu beliau mendapat wangsit gaib agar membangun sumur baru. Sikap Sang Bupati ini semakin mengukuhkan mitos air Sumur Mas yang selama ini diyakini dapat memenuhi keinginan peziarah memeroleh jabatan prestisius.(net)

 
  1. https://palembang-pos.com/
  2. https://dongengkopi.id/
  3. https://jabarqr.id/
  4. https://wartapenilai.id/
  5. https://isrymedia.id/
  6. https://onemoreindonesia.id/
  7. https://yoyic.id/
  8. https://beritaatpm.id/
  9. https://kricom.id/
  10. https://kongreskebudayaandesa.id/
  11. https://www.centre-luxembourg.com/
  12. https://jaknaker.id/
  13. pencaker.id
  14. https://www.rytonfederation.org/
  15. tradition-jouet.com
  16. agriculture-ataunipress.org
  17. eastgeography-ataunipress.org
  18. literature-ataunipress.org
  19. midwifery-ataunipress.org
  20. planningdesign-ataunipress.org
  21. socialsciences-ataunipress.org
  22. communication-ataunipress.org
  23. surdurulebiliryasamkongresi.org
  24. surdurulebilirkentselgelisimagi.org
  25. www.kittiesnpitties.org
  26. www.scholargeek.org
  27. addegro.org
  28. www.afatasi.org
  29. www.teslaworkersunited.org
  30. www.communitylutheranchurch.org
  31. www.cc4animals.org
  32. allinoneconferences.org
  33. upk2020.org
  34. greenville-textile-heritage-society.org
  35. www.hervelleroux.com
  36. crotonsushi.com
  37. trainingbyicli.com
  38. www.illustratorsillustrated.com
  39. www.ramona-poenaru.org
  40. esphm2018.org
  41. www.startupinnovation.org
  42. www.paulsplace.org
  43. www.assuredwomenswellness.com
  44. aelclicpathfinder.com
  45. linerconcept.com
  46. puspresnas.id
  47. ubahlaku.id
  48. al-waie.id
  49. pencaker.id
  50. bpmcenter.org
  51. borobudurmarathon.id
  52. festivalpanji.id
  53. painews.id
  54. quantumbook.id
  55. radlab.org
  56. hutanpapua.id
  57. bangkutaman.id
  58. rmolsorong.id
  59. investigasi.id
  60. www.transloka.id
  61. www.desbud.id
  62. allnews.id
  63. karangtanjung-desa.id