PALEMBANG- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 7 Sumbagsel mencatat dari
8,2 juta penduduk Sumatera Selatan baru 2,6 juta atau 31,64% jiwa yang telah terliterasi atau
pengetahuan dan menggunakan produk dan jasa keuangan. Sisanya yakni 3.4 jiwa sudah
menggunakan produk jasa keuangan namun belum mengetahui atau teliterasi dengan baik
akan produk dan jasa yang ditawarkan.
Melihat akan hal ini, makaOJK terus melakukan sosialisasi dan edukasi terkait literasi
keuangan sehingga masyarakat bisa lebih paham manfaat dan dampak dari produk jasa
keuangan. Dengan cara mengubah cara pandang masyarakat dari selama ini belum terbiasa
terlayani jasa lembaga keuangan, menjadi merencanakan kehidupan mereka ke depan.
“Dengan literasi keuangan yang baik diharapkan masyarakat dapat lebih sejahtera. Tentunya
angka 31.64 persen akan meningkat,” harap Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan
OJK KR 7 Sumatera Bagian Selatan, Sabil, usai kegiatan sosialisasi dan diskusi rencana
peraturan OJK akan layanan pengaduan konsumen di Arista kemarin, (26/7/18).
Dia menyatakan, dari 2,6 juta jiwa penduduk Sumsel sudah well literate atau melek literasi
sementara sisanya masih ikut-ikutan saja belum tahu dampak dan manfaatnya,” ujarnya saat
sosialisasi dan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, Kamis (26/7/2018).
Dia mencontohkan masyarakat yang belum melek literasi tersebut bisa terlihat saat
mengajukan kredit ke perbankan. Dimana, nasabah hanya mengatahui bagimana cara
mengajukan kredit ke bank tapi tidak tahu di dalamnya ada produk asuransi. “Nah biasanya
budaya yang ikut-ikut ini seringkali terjebak investasi bodong,’ jelasnya.
Sementara itu terkait inklusi keuangan, saat ini sudah 73,09% atau di atas nasional. Angka
tersebut masih terus dikejar untuk mencapai target inklusi keuangan capai 75 persen pada
2019. “Tentunya kami optimis untuk mencapai angka tersebut” tandasnya. (nik)
No Responses