SUMSEL - Selama Ujian Nasional (UN) diseluruh daerah Sumsel, berjalan lancar. Meski ada juga beberapa siswa terpaksa melaksanakan UN bukan disekolah tapi di Lemabaga Pemasyarakatan (Lapas).
Namun ada sedikit kendala UN di Ogan Ilir. Tes Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), loadingnya sangat lambat alias lelet.
“Loading lambat nian, padahal waktu berjalan terus. Itulah kendala kami mengikuti UNBK. Lainnya, tak ada masalah,’’ ujar Iman, pelajar SMAN I Inderalaya Selatan, Ogan Ilir, kemarin.
Sementara, Kepsek SMAN I Inderalaya Selatan, Heru Supeno SPd Msi mengatakan, jumlah siswa yang mengikuti UNBK sebanyak 98 orang dari 100 orang.
’’Dua siswanya tidak mengikuti UNBK, karena keburu menikah,’’ ujar Heru Supeno.
Kadisdik Pemkab OI, H Sidharta mengatakan, secara umum UN berlangsung lancar tanpa hambatan.
“UN lancer begitu juga isu soal bocor, sama sekali tak ada,’’ ujar H Sidharta, mewakili Plt Bupati OI, Ilyas Panji Alam yang batal meninjau UN di SMAN I Inderalaya, MAN Sakatiga dan SMAN I Inderalaya Selatan.
Di Kabupaten Lahat, 3 siswa berstatus anak didik Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Lahat. Namun, hari pertama UN, dua diantaranya mendapatkan izin mengerjakan soal di sekolah masing-masing. Sedangkan satu orang berinisial ER terpaksa mengerjakan soal di Lapas Lahat.
ER tercatat peserta UN dari SMA Sangsa Purba Lahat, lantaran tak mendapat penangguhan untuk mengikuti ujian di sekolah.
Hal itu ditegaskan, Kalapas Klas IIA Lahat, Rosyidin BC SH, melalui Kasi Bina Napi Firman Sahri, kedua peserta UN yang ditangguhkan mendapatkan pengawalan ketat dari petugas Lapas.
Ruangan yang digunakan khusus untuk ER agar dapat berkonsentrasi mengisi lembar jawaban. Bahkan sebelum hari H, pihak Lapas memberikan kelonggaran untuk tetap belajar agar siap menghadapi UN.
Serupa, di Pagaralam, SG pelajar asal SMA PGRI tersangdung kasus sajam terpaksa mengikuti ujian di cabang Rutan Pagaralam. Sementara, AI tahanan Polsek Pagaralam terlibat pengroyokan pelajar juga melaksanakan UN di Lapas.
Kepala SMA PGRI, Indah Suhirman membenarkan, ada siswa sekolahnya melaksanakan UN di rumah tahanan (Rutan).
“Kita tetap berlakukan sama dengan siswa lain baik waktu maupun sistem pelaksanaan UN,” tukas Indah.
Sementara, Kepala Rutan Kota Pagaralam, M Kemely Y menambahkan, siswa atas nama SG tersandung hukum dengan putusan 3 bulan tahanan.
“Pada 9 April mendatang, siswa bersangkutan akan pulang karena habis masa tahanannya,” tegasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten PALI, Abu Hanifah melalui Kabid Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Hartiana menjelaskan, tahun ini baru satu sekolah melaksanakan UNBK yaitu di SMKN 1 Penukal.
Pantauan dilapangan, SMA 1 di Kecamatan Talang Ubi seluruh siswa yang mengikuti UN, tampak serius diawasi dua pengawas setiap kelasnya.
“Alhamdulillah, sekolah kita bisa memulai UN sesuai jadwal. Seluruh siswa mengikuti ujian 253 siswa dan dibagi menjadi 14 ruangan,” ujar Zainul, Kepala SMAN 1 Talang Ubi.
Di Muara Enim, Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Kabupaten Muara Enim, terselenggara baik. Meski beberapa sekolah kekurangan peralatan komputer.
Mengantisipasi kekurangan itu, pihak sekolah terpaksa meminjam laptop milik siswa peserta ujian.
Wakil Bupati Muara Enim , H Nurul Aman memantau langsung jalannya UN di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 kota Muara Enim, Senin (4/4).
Sementara, Kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muara Enim, H Muzakar mengatakan, meski UN berbasis komputer lancar, namun beberapa sekolah masih terkendala kekurangan komputer.
“Tapi ini telah kita siasati dengan meminjam laptop milik siswa atau walimurid bersangkutan,”jelasnya.
Di Prabumulih, Walikota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM, meninjau hari pertama pelaksanaan ujian nasional (UN) 2016.
“Kita tanya yang pertama naskah soal cukup apa tidak. Alhamdulillah, dari 5 sekolah yang kita tinjau, semuanya lengkap,” ujar H Ridho Yahya, usai meninjau UN.
Diungkap Ridho, UN tahun ini ada 2 sekolah menerapkan sistem computer. Rencananya, seluruh sekolah menerapkan system tersebut.
‘’Tapi karena SMA diambil alih oleh Provinsi, makanya rencana itu dirubah kita mundurkan ke SMP,” ungkapnya.
Mengenai reward bagi siswa meraih hasil UN tertinggi, H Ridho Yahya menuturkan, sama seperti tahun-tahun sebelumnya akan memberikan hadiah berupa beasiswa.
Sementara di Muba, Ujian Nasional (UN) bagi Nursalim (16) siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Sekayu, harus mengikuti ujian di dalam penjara.
Betapa tidak, Nursalim terpaksa mengikuti ujian dipenjara karena telah melakukan tindakan kejahatan pencurian dengan kekerasan.
(cw3/day/luk/rif/abu/din/omi)
No Responses