PALEMBANG – Jika selama Pemerintah Kota Palembang menggunakan cara manual untuk mengukur debit air dan dimensi sungai, maka mulai sekarang tidak lagi. Palembang baru saja mendapatkan hibah dari Korea alat canggih senilai 70 ribu USD yang diberi nama Akoustic Doppler Current Profiler (ADCP).
Wali Kota Palembang, Harnojoyo mengatakan, alat ini merupakan hibah dari Korea Internasional Cooperation Agency (KOICA) dan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dari Republik Indonesia. Harno menjelaskan, alat ini bisa bermanfaat untuk meningkatkan sistem pencegahan banjir di Kota Palembang. “Alhamdulillah, pemerintah Korea sangat mendukung pembuatan master plan, feasibility study dan basic design untuk sistem drainase Kota Palembang,” ujar Harnojoyo.
Dijelaskannya, alat ini mampu mengukur debit sungai dan saluran drainase maupun sungai dengan menggunakan RTK-GPS (real Time Kinematic GPS) dengan menggunakan satelit. “Alat ini juga berfungsi untuk menghitung debit dan profil sungai jaringan drainase. Alat ini juga bisa mengukur dimensi sungai yakni kedalaman dan lebar sungai. Dengan begitu, Pemkot dapat melakukan perencanaan detail lebih lanjut mengenai kapasitas sungai/jaringan serta mencegah banjir” jelas Harno.
Selain itu, melalui alat ini pula diharapkan dapat menjadi acuan dalam perencanaan kegiatan struktural strategis lainnya. “Baik skala besar maupun skala kecil. Alat ini sangat bermanfaat, karena Palembang memiliki banyak anak sungai dan kita harapkan pula alat tersebut dapat mencegah banjir sejak dini,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PU dan Penataan Ruang Kota Palembang, Ir H Saiful mengatakan, kerjasama bersama pemerintah Korea dan dua tahun lalu. Saat itu, Walikota Palembang pernah mengusulkan proposal bantuan.
“Akhirnya direspon dan hari ini (kemarin;red) dikirim berikut perangkat komputer,” katanya.
Sekaligus kata Saiful, pemkot diajarkan untuk cara pengoperasiannya. Dia menjelaskan RIVRAY600VBR (Riverray Phased Array600 kHz with vertical beam (Teledyne) yang berfungsi untuk mendeteksi debit sungai dan profil termasuk penampang sungai menggunakan prinsip akustik Doppler. Data yang didapat kemudian dikirim secara nirkabel ke sebuah laptop untuk diproses. “Alat ini akurasinya mencapai 100 persen, jadi kalau selama ini masih manual cara mengukurnya, sekarang dengan alat ini lebih efektif dan praktis,” tegasnya.
Saiful menambahkan, untuk GPS-s321 RTK GNSS Antenna (Hemisphere) merupakan perekam GPS dengan akurasi sangat tinggi menggunakan prinsip kinematik hingga keakuratan 8 mm dan laptop (dell) berfungsi sangat berperforma tinggi untuk memperoleh dan memproses data dari ADCP melalui komunikasi Bluetooth nirkabel.
“Mudah-mudahan, melalui alat ini kita tidka kesulitan untuk mengecek kedalaman atau lebar drainase, anak sungai maupun sungai,” tukasnya. (ika)
No Responses