PALEMBANG - Sebanyaknya 45.184 peserta kemarin mengikti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMBPTN). Dengan rincian peserta yang memilih Unsri sebagai pilihan pertama 16.854 orang dan yang memilih Unsri sebagai pilihan kedua yaitu 15.966 orang. Kemudian yang memilih Unsri sebagai pilihan ketiga sebanyak 12.364 orang.
Ujian SMBPTN ini sendiri dilaksanakan dengan sangat ketat. Pantauan Palembang Pos, peserta banyak yang tidak membawa syarat administrasi. Seperti kartu peserta, ijazah, surat keterangan hasil ujian nasional maupun surat keterangan lulus.
Panitiapun memberi kesempatan peserta untuk mengikuti ujian, namun setelahnya harus melapor dan menyerahkan tanda pengenal ke sekretariat panitia lokal 23.
Penanggung Jawab SBMPTN Unsri 2015, Prof Dr Ir Anis Sagaff, MSCE mengatakan, pada ujian ini pihaknya memang memberi kelonggaran peserta yang tidak membawa ijazah, Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) dan Surat Keterangan Lulus (SKL) dengan menunjukkan identitas lain seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Jika identitas itu sesuai dengan dirinya, maka pihaknya membolehkan mengikuti ujian asalkan melapor ke sekretariar panitia.
“Kedua syarat tersebut wajib di bawa peserta karena untuk mencocokkan foto yang ada di kartu peserta, SKHU dengan foto dan information lain yang diserahkan pada panitia,” kata Anis.
Dia menambahkan, para peserta harus melapor kepada pihak Panitia SBMPTN, agar data yang dimasukan benar dan lengkap. Panitia SBMPTN menunggu persyaratan pelaporan peserta bemasalah dari mulai pukul 12:00 s/d 18:00 WIB.
“Lalu berkas tersebut nantinya akan dibawa ke Jakarta hari ini (10/6), bagi mereka yang tidak melengkapi persyaratan yang disebutkan diatas, maka peserta itu tercatat sebagai peserta SBMPTN yang bermasalah atau kejanggalan dilapangan, semuanya itu akan ditentukan panitia pusat apakah peserta SBMPTN itu gugur atau tidak. Apabila mereka telah melengkapi kekurangan berkas yang telah ditentukan, mereka pun tidak tercatat lagi sebagai peserta yang bermasalah,” paparnya.
Seleksi ketat seperti ini, lanjut dia, untuk menghindari perjokian. “Kalau mereka tidak ada foto pada kartu peserta itu rawan dari perjokian maka kita akan mengecek KTP, SKHU dan keterangan lainnya bahwa benar dia yang mengikuti tes SBMPTN. Dengan dua persyaratan itu, diharapkan ruang gerak joki akan mudah terdeteksi,” tegasnya.
Dari pantauan pantauan Palembang Pos, tidak ada hal-hal menonjol seperti joki atau kecurangan-kecurangan lain. Hanya masalah-masalah administrasi saja.
“Untuk lokasi ujian di wilayah panitia lokal Palembang sendiri, dilaksanakan di beberapa titik. Seperti Unsri Bukit, Polsri, UIN, dan beberala sekolah di wilayah Bukit Besar Palembang,” tukasnya. (ika)
No Responses