Palembang, Palembang Pos.-
Mempermudah akses informasi publik, di era serba teknologi digital. Alcatel Lucent atau Ale Interprise Hackathon 2018, berinisiasi, mengajak para komunitas developer berkompetisi. Untuk menciptakan aplikasi mobile yang tangkas, berbasis android melalui fitur-fitur platform Rainbow secara maksimal. Yang diharapkan memberikan dampak, manfaat penggunaan mobile di segala sektor, bisnis, ekonomi, atau pariwisata.
Ale Interprise dengan mengangkat tema Ale Hackathon 2018, kontribusi bagi masa depan digital Indonesia melalui Rainbow CPaaS. Dimana sebelumnya kompetisi menciptakan aplikasi mobile tangkas, telah digelar di Aula Fakultas Ilmu Komputer, Univ Brawijaya, Malang. Sebagai bagian dari rangkaian road show Ale Hackathon Indonesia 2018, Jumat (11/5/18) kembali kegitan ini di gedung Graha Sriwijaya, Universitas Sriwijaya Palembang.
Saumuel Arbijani dari Dirjen Aplikasi informatika kominfo pusat. Untuk menyelesaikan permasalah makanya kegitan ini orang yang pakar program dan orang-orang punya minat untuk dikembangkan.
Karena kedepan Indonesia akan terbesar ke 5 tahun 2030, sebagai pengguna teknologi mobile ini. Sebanyak 143,26 juta pengguna internet hampir 54 persen, warga net Indonesia.
“Kita masih sekedarnya saja, belum memanfaatkan teknologi sesuai harapan, tidak secara produktif dan kreatif. Sumber daya manusia ada, tetapi itu harus ditunjang 7 hal, yakni skill ditingkatkan, sistem ekonomi atau penadaaan, ide, sistem perpajakan. Jaringan internet, logistik, dan terakhir badan cyber,” ungkapnya kepada Palembang Pos.
“Anak muda kita tahun cara menciptakan program dan aplikasi, hanya butuh para pakar program untuk mengarahkan dan menyelesaikan masalah. Misalnya aplikasi sederhana tukang sayur di Jakarta, malamnya tukang sayur sudah dapat order dari ibu-ibu, besoknya sudah tahu apa yang dibelanjakan. Nah ini misalnya di gali dari sekiling kita, tidak harus roket science,” timbangnya.
Untuk tantangan dihadapinya itu mulai, mulailah, kerja saja dulu, ada rejeki itu mengiringi. “Acara ini tujuannya untuk memulai, kita ingin menciptakan produk diinginkan masyarakat,” timpalnya.
Prof Dr Anis Saggaff sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan sosialisasi Ale Hackathon Indonesia 2018, di gelar di Kampus Unsri Palembang. “Untuk anak-anak muda, mahasiswa sudah sangat familiar dengan gadget dan mobile. Ini harus di manfaatkan sebaik mungkin, untuk menjadi lebih terarah, lebih pintar,” ungkapnya.
“Dengan kegiatan ini generasi muda supaya lebih kreatif menciptakan aplikasi yang berdampak bagi informasi, atau pendidikan, dan lingkugannya. Kampus Unsri juga harus terus berinovasi dengan kemajuan teknologi, seperti dalam ujian kita sudah serba online, jangan jadi kampus yang tradisional,” tanggapnya.
Adios Purnama selaku Country Manager ALE Indonesia, mengatakan ingin membangun ekosistem dengan semua orang terkoneksi dan berkolaborasi. “Semakin banyak komunitas berkumpul dan berkomunikasi, dengan fokus 5 vertikal goverment, transportasi, pendidikan, kesehatan dan pariwisata. Untuk di komersial sudah digunakan paytren sampai diatas 2 juta user, yang menfaatkan platform Rainbow ini,” ungkapnya.
Untuk keunggulan kita ini open plat form, itu kelebihan kami untuk membangun komunitas dan aplikasi. “Untuk komunitas pariwitasa misalnya mereka lebih tau, bagaimana aplikasi yang pas untuk pariwisata. Target kita sebenarnya membantu teman-teman sebanyak mungkin bergabung di platform Rainbow, dan seberapa besar dan banyak kontribusi kita untuk ekonomi di gital Indonesia,” tukasnya. (adi)
No Responses