#Ridho Bela Mawardi Yahya
Menjelang Pilkada gejolak internal partai semakin terbuka. Sebelumnya partai Hanura dilanda gejolak. Kali ini, Partai Golkar pun mulai memanas terkait pernyataan Ketua DPD Golkar Prabumulih, Ir H Ridho Yahya secara terang-terangan memberikan dukungan pada pasangan Herman Deru-Mawardi Yahya. Padahal pasangan ini tidak didukung oleh Partai Golkar.
Sementara, Ridho Yahya yang menjabat Walikota Prabumulih merupakan ketua DPD Partai Golkar Prabumulih. Dalam pernyataannya, Ridho mengungkapkan sudah selayaknya Mawardi Yahya menjadi calon wakil Gubernur Sumsel. Tak heran, Ridho sendiri merupakan adik kandung Mawardi Yahya. Tentu saja ikatan keluarga lebih kuat dari apa pun. Akankah Ridho Yahya menjadi ‘’tumbal’’politik partai berlambang pohon beringin, lengser mengikuti jejak Ketua DPD Golkar Muara Enim Muzakir Sai Sohar.
Ridho Yahya menegaskan, hal tersebut bukan berarti dirinya melawan terhadap Partai Golkar. Menurut Ridho, hal tersebut hanyalah pernyataan sikap seorang adik terhadap kakak kandungnya.
“No comment bae kita, no comentlah. Bukan melawan partai, tapi itu menunjukkan sesuatu kepada hal yang sebenarnya,” ujar Ridho saat dibincangi usai rapat pleno pengumuman hasil tes kesehatan calon Pilkada, di Hotel Grand Nikita, kemarin (17/1/18).
Lebih lanjut Ridho mengajak para wartawan ataupun pengamat, untuk membayangkan apabila berada pada posisi dirinya. “Cuba kalau dulur wartawan dak usah sama aku, atau dulur pengamat (pengamat politik) bagaimana kalau adik dia yang nyalon bagaimana dengan dia. Ini dalam kategori keluarga yang rukun,” kata politisi dari Partai Golkar ini.
Masih kata Ridho, apa yang dilakukannya saat ini adalah sebagai bentuk ketaatannya kepada orang tua. Dimana pada saat orang tuanya masih hidup pernah berpesan kepada dirinya dan adik kakaknya, untuk saling tolong menolong antara satu sama lainnya.
“Sebelum meninggal beliau (Yahya, orang tua Ridho dan Mawardi, red) berpesan, nak siapa diantara kalian ada yang senang bantulah dulur yang susah. Jangan sampai pada saat bapak meninggal kamu terpecah belah,” ungkap Ridho menirukan pesan yang diucapkan orang tuanya tersebut.
“Masa’ aku nak mangkir, uwong tuo nangis disana nah ridho ini dak dengar omongan nah coba awak menerima pesan orang tua seperti itu tanya sama pemerhati. Partai ya partai inikan masalah hati,” pungkasnya sembari menegaskan tak ada istilah bekas keluarga dalam kehidupan. (abu)
No Responses