BANYUASIN – Warga Desa Sungai Dua, Kecamatan Rambutan, Banyuasin, Sabtu (28/03), pukul 06.30 WIB, gempar. Pasalnya, pasutri Zumrowi, dan Mis, warga setempat, menemukan bayi laki-laki, terapung dalam jeriken ukuran 20 liter, hanya di perairan Desa Sungai Dua, atau Sungai H Amin. Bayi dengan berat 2,6 kilogram, dan panjang 48 centimeter itu, dalam kondisi sehat, meski dalam kondisi terbungkus karung, dengan tali pusar masih melilit, serta tubuhnya masih berlumuran darah. Kuat dugaan, bayi malang tersebut, diduga hasil hubungan gelap (diluar nikah) orang tuanya.
Informasinya, penemuan bayi bermula dari pagi itu, Zumrowi dan istrinya Mis, hendak pergi ke sawah, menggunakan perahu (sampan,red). Setelah melaju sekitar 30 menit di perairan Sungai Dua, pasutri ini melihat jeriken besar mengapung di sungai. Awalnya pasutri itu mengira jeriken berisi sampah, yang sengaja dibuang warga.
Akan tetapi, begitu didekati, ternyata jeriken berisi bayi laki-laki masih dalam keadaan hidup, dan terbungkus selimut lusuh. ‘’Saya langsung menarik jeriken itu, dan bergegas membawa sang bayi pulang,” ujar Zumrowi. Kemudian, penemuan bayi yang diduga baru lahir itu, dilaporkan Zumrowi kepada Kades Sungai Dua.
Setelah itu, sang bayi dibawanya ke Puskesmas Sungai Dua, untuk diperiksa kesehatannya. ‘’Bayi itu seperti rezeki buat saya, dan saya berniat mengasuhnya jika diizinkan,” terangnya. Sayang, keinginan Zumrowi belum bisa dikabulkan kepolisian, karena kasusnya masih dalam pengembangan, untuk mengetahui orang tua yang tega membuang bayi tersebut.
Selain itu, takutnya kondisi bayi belum sehat, karena tubuhnya masih tersambung tali pusar, dan bisa mengalami hipotermia, lantaran cuaca dingin. ‘’Saya akan ikuti prosedurnya, yang penting saya bisa asuh anak itu,” katanya. ‘’Sebab, saya hanya memiliki dua putri juga masih kecil, dan kebetulan saya juga mengidamkan anak laki-laki,” tambah Zumrowi.
Kades Sungai Dua Fatur, mengaku setelah warganya menemukan bayi, dirinya langsung menghubungi anggota Polsek Rambutan, serta ikut membawa bayi ke Puskesmas. Sampai di Puskesmas, bayi langsung dibersihkan tim medis. ‘’Sekarang, kita tinggal menunggu hasil penyelidikan polisi,” tuturnya.
Kini, untuk sementara waktu, sang bayi mungil, berkulit putih, berhidung mancung, dan bermata sipit itu, masih dirawat di Puskesmas Sungai Dua. ‘’Bayinya cakep, sekarang sedang dirawat oleh perawat Puskesmas di dalam ruangan,” ujar Kepala Puskesmas Sungai Dua dr Febrianti, ditemui wartawan, kemarin.
Sedangkan Kapolsek Rambutan AKP Alfian Nasution, melalui Kanitreskrim Ipda Yundri SH MH, mengaku kasus penemuan bayi itu masih dalam penyelidikan pihaknya. Sang bayi sendiri sudah dititipkan di Puskesmas, hingga proses penyelidikan selesai. ‘’Kita sudah amankan barang bukti jeriken, dan kain yang membungkus bayi itu,” terang Yundri.
Ditambahkan Yundri, bayi itu belum bisa diasuh atau diadopsi oleh sembarang orang, mengingat pihaknya masih melakukan pengembangan kasusnya. Kemungkinan besar, bayi itu merupakan hasil hubungan gelap orang tuanya. ‘’Kita belum tahu pasti orang tuanya, tapi doakan saja secepatnya bisa kita ungkap,” tambahnya.
Terpisah, Ketua Women Crisis Center (WCC) Palembang Yenny Roslaini Izi, dihubungi Palembang Pos tadi malam, mengaku hal tersebut (buang bayi,red), disebabkan faktor lemahnya pendidikan pada masyarakat, tentang seks usia dini. Itulah menyebabkan hubungan terlarang, baik itu seks bebas yang dilakukan remaja, maupun hasil perselingkuhan, yang tentunya berdampak pada anak dari hasil hubungan itu.
Lagi-lagi, sambung Yenny, hal-hal yang mengakut sekali dengan lemaknya pendidikan seks, memang selalu anak yang menjadi korbannya. Kasus ini harus mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak. ‘’Semua harus aktif mengontrol dan mengawasi, serta membagi pengalaman terkait hal-hal negative yang disebabkan seks bebas,” tandasnya. (vot)
No Responses