PALEMBANG- Perayaan Tahun Baru Imlek 2567 kemarin (8/9/2016) disambut meriah oleh warga Tionghoa di Palembang. Sejak Minggu (7/2/2016) malam sejumlah kelenteng dipenuhi umat tridharma untuk berdoa menyambut datangnya tahun monyet api.
Menurut Kurmin Halim, Ketua PSMTI Sumsel, perayaan Imlek ini juga untuk membina silaturahmi. “Imlek (im=bulan, lek=penanggalan) berasal dari dialek Hokkian atau Bahasa Mandarin-nya Yin Li yang berarti kalender bulan (Lunar Newyear). Menurut sejarah, Sin Cia merupakan sebuah perayaan yang dilakukan oleh para petani di Tiongkok yang biasanya jatuh pada tanggal satu di bulan pertama di awal tahun baru,”ujarnya.
Menurut Kurmin, banyak harapan di tahun baru ini. Salah satunya, adalah iklim ekonomi di Indonesia tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. “Harus diakui ekonomi Indonesia khususnya Sumsel sedang sulit harga karet merosot begitu pun sawit. Akhirnya, dampak yang dirasakan sangat besar. Nah di tahun 2016 ini kita berharap ekonomi Sumsel bisa lebih baik dari tahun sebelumnya,”kata pria yang juga owner Ekspres Bahari ini, kemarin.
Kiman Toha, Owner Candy Motor yang juga Ketua PEXI Sumsel juga berharap ditahun 2016 kehidupan masyarakat Sumsel bisa lebih baik dari sebelumnya. “Itu harapan kita sebagai warga Sumsel karena jika kondisi ini terus berlanjut tentu dampaknya sangat besar,”terangnya
Sementara itu, saat malam pergantian tahun Imlek 2567 di berbagai daerah Pecinan di Palembang seperti Kawasan 10 Ulu, Sayangan dan Rajawali terlihat pesta kembang api. Pesta kembang api pada perayaan Imlek tersebut menandakan datangnya tahun shio Monyet Api atau dikenal sebagai tahun Bing Shen. Perayaan Imlek juga dirasakan oleh warga Tionghoa di Jalan Sayangan yang melakukan sembahyang bersama di Kelenteng Marga Theng Liong Toh Kiong dan kelenteng marga Tan Wie Leng Keng. “Sembahyang ini tradisi di kelenteng kita jelang pergantian tahun,”ujar Syahroni. (ika)
No Responses